Surabaya, Gatra.com - Keputusan Presiden RI dan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) memutuskan hanya 37 dari 50 cabang olahraga (cabor). KONI Jawa Timur menyatakan merugi 36 medali emas atas keputusan itu.
Wakil Ketua KONI Jatim M. Nabil mengatakan, sebanyak 36 medali emas yang hilang itu mencakup 10 cabor yang dihilangkan. Beberapa cabor diantaranya, balap sepeda, bridge, bowling, ski air, dan dansa.
"Balap sepeda nggak ada, kita bisa dapat sembilan (medali) emas. BOwling itu kita bisa sapu bersih. Ski air, kita bisa dapat empat. BRidge, kita bisa dapat dua. Tapi kita harus taat dan patuh dengan keputusan pusat," kata Nabil saat dihubungi Gatra.com, (22/2).
Meski demikian, Nabil menyatakan pihaknya tetap optimis karena keputusan itu bersifat sementara. Apalagi, keputusan tersebut juga berisi bahwa Jawa Timur menjadi tuan rumah pendamping.
Sebagai tuan rumah, Nabil menyatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp50 miliar. Biaya itu untuk membiayai pengeluaran akomodasi dan transportasi 700 atlet selama PON Papua 2020. "Karena fasilitas venue-nya kami sudah ada semua. Kami hanya menyiapkan biaya (untuk) atletnya seperti penginanpan dan lain-lain," jelasnya.
Selain itu, Nabil menjanjikan bonus bagi para atlet berprestasi. Hanya, dirinya belum dapat mengkonfirmasi besaran bonus yang akan diterima para atlet.
Alasannya, KONI Jatim masih menghitung semua biaya yang akan terpakai selama penyelenggaraan PON Papua di Jawa Timur.
Dia memprediksi akan ada peningkatan jumlah kebutuhan biaya penyelenggaraan, termasuk bonus untuk atlet yang menghabiskan Rp 250 juta pada PON 2016 lalu. "Belum ditentukan (bonusnya) karena kami masih menghitung yang lain-lain. Karena biaya (penyelenggaran PON) biasanya meningkat beberapa kali lipat," katanya.