Jakarta, Gatra.com - Kasus Corona Virus Disease (Covid-19) yang terkonfirmasi sudah mencapai 76.727, dengan paling banyak penderita masih diduduki oleh daratan Cina. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kabar gembira karena virus ini mulai mengalami perlambatan.
Namun, dengan adanya perlambatan ini, pemerintah Indonesia tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, saat ini ada mutasi baru dari Covid-19 yang juga tengah diteliti oleh WHO.
"Dari beberapa referensi yang kami baca dan kami ikuti terus melalui WHO, kelihatannya sekarang justru ada konfirmasi positif, tetapi gejala klinisnya makin ringan. Panasnya tidak tinggi, tidak sesak dan lainnya. Bahkan, beberapa dilaporkan tanpa gejala. Artinya mulai bergeser seperti flu biasa atau seasonal flu (H1N1)," terangnya saat temu media di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (21/2).
Baca juga: Korea Selatan Ambil Langkah Cegah Penyebaran Virus Corona
Menurutnya, hal ini menjadi perhatian dari pihak WHO untuk menjaga kewaspadaan. WHO kemudian meningkatkan kebijakan waktu observasi (karantina) khususnya di pusat wabah (epicentrum) yakni 2x14 hari (28 hari).
"Data di Cina ada juga keluhannya positif saat hari ke-20. Ini baru terjadi dan itu di luar Hubei kebanyakan. Kalau untuk provinsi Hubei masih klasik gejalanya yang selama ini kita kenal 14 hari, rata-ratanya di hari ke-5 dan 6 muncul," ujarnya.
Yuri menyampaikan, bahwa mutasi baru Covid-19 inilah yang perlu diantisipasi dapat terjadi di kapal pesiar Diamond Princess yang menjadi epicentrum baru di luar Hubei. Sehingga, perlu dilakukan proses observasi yang sama bagi para Anak Buah Kapal (ABK) yang masih berada di dalam kapal selama 28 hari ke depan untuk memastikan mereka aman dari infeksi Covid-19.