Semarang, Gatra.com - Sebagai petahana mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP kembali maju pada Pilwakot Semarang, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu tidak lantas bersantai mempersiapkan Pilkada Serentak pada 23 September 2020.
Bersama pasangannya, petahana wali kota Hendrar Prihadi sebagai bacalon wali kota, akan bekerja maksimal dalam mengamankan rekomendasi yang dikantongi.
keduanya pun santer dikabarkan berpotensi akan melawan kotak kosong. Kabar itu didapat dari Sekretaris DPD PDIP Jateng, Bambang Kusriyanto, menyatakan enam daerah bakal menang mudah karena berpotensi melawan kotak kosong, salah satunya Kota Semarang.
Fenomena melawan potensi kotak kosong bagi Mbak Ita, sapaannya, justru tetap diwaspadai dan tetap berkonsolidasi baik dengan internal maupun eksternal partai.
"Untuk mengamankan rekomendasi, pertama kami konsolidasi internal dulu, terus ke relawan, selanjutnya dengan para partai koalisi pengusung," kata Mbak Ita, Jumat (21/2), di Semarang.
Dia mengungkap, akan ada strategi berbeda jika potensi melawan kotak kosong benar terjadi. Lawan kotak kosong perlu strategi lebih karena yang dihadapi bukan paslon yang benar-benar ada.
"Kotak kosong, akan ada rapat koordinasi bagaimana strategi lawan kotak kosong. Kalau ada kotak kosong memang (strategi) akan berbeda," katanya.
menurutnya, menjadi persoalan pada kotak kosong, terutama bagaimana respon dan antusiasme warga Kota Semarang untuk mendatangi TPS saat hari pencoblosan.
"Pengalaman Pak Ganjar pada Pilgub, meski menang namun ada suara sebanyak 20 persen sia-sia karena tidak menggunakan hak pilih karena tidak menggunakan hak pilih datang ke TPS,," katanya.
Karenanya, pola-pola untuk memotivasi warga agar datang ke TPS akan dikedepankan. Partisipasi masyarakat akan digenjot agar datang ikut mencoblos.
"Seperti apa pola motivasinya, akan ada arahan dari pak wali nanti saat koordinasi," katanya.
Selain itu, Paslon yang disebut Hendi-Ita tetap akan melanjutkan berbagai program yang belum dikerjakan pada periode pertama masa kepemimpinan. Seperti transportasi trem, underground simpanglima, dan proyek PLTSA.
"Termasuk peningkatan program pendidikan dan kesehatan untuk menekan angka kemiskinan sesuai RJPMD di 4,3 persen di 2019 dan turun 3,9 persen," katanya.