Tokyo, Gatra.com - Ratusan penumpang Jepang dan warga negara asing lainnya ditetapkan untuk turun dari kapal pesiar Diamond Princess, yang menjadi epicentrum penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Wabah ini meningkatkan keresahan di Jepang atas kemampuan pemerintah melakukan cukup banyak upaya untuk menghentikan penyebaran virus.
Sementara itu, beberapa pertemuan publik di Tokyo dan di tempat lain sedang dibatalkan dalam upaya untuk menahan virus, yang telah menewaskan lebih dari 2.200 di daratan Cina. Pemerintah kota Tokyo akan membatalkan atau menunda acara dalam ruangan besar sampai tiga minggu ke depan.
Lebih dari 600 penumpang di kapal pesiar tersebut di karantina di Yokohama sejak tiba pada 3 Februari lalu dengan 3.700 penumpang telah terinfeksi virus. Dua dari penumpang berasal dari Jepang berusia 80 tahun-an meninggal pada Kamis (20/2). Sekitar 80 orang di Jepang, termasuk 25 di ibukota Tokyo dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Sejumlah negara telah menerbangkan warga negara yang berada di atas kapal. Dua warga Australia dinyatakan positif terkena virus setelah kedatangan mereka.
Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga menyampaikan, bahwa penanganan pemerintah terhadap mereka yang berada di atas kapal pesiar sudah sesuai standar. Suga menjawab pertanyaan tentang salah satu dari dua mantan penumpang di kapal yang meninggal yakni seorang wanita berusia 84 tahun yang menderita demam pada 5 Februari tetapi tidak dites virusnya sampai seminggu kemudian.
"Wanita itu dikeluarkan dari kapal pada tanggal 12 setelah demam berlanjut selama berhari-hari. Keputusan dibuat tidak menunggu hasil tes sebelum memindahkannya ke rumah sakit untuk melindungi kesehatan mereka yang tersisa di kapal," terangnya dilansir dari Reuters, Jumat (21/2).
"Masih ada kru yang diuji positif di kapal. Namun, orang-orang diizinkan turun dan dinyatakan tidak apa-apa untuk menggunakan transportasi umum untuk pulang. Padahal, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan untuk menghindari penggunaan transportasi umum setelah mereka pulang," tulis salah satu pengguna Twitter.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyampaikan dalam sebuah catatan di situs webnya, bahwa mereka telah menempatkan Jepang di "Watch Level 1", yang merupakan peringatan cukup serius. Sementarab ini, diimbau agar orang-orang menunda atau membatalkan perjalanan ke Jepang untuk mencegah masuknya virus, termasuk menghindari kontak dengan orang sakit dan mencuci tangan yang bersih.
Dalam serangkaian acara olahraga terakhir yang akan dibatasi atau dibatalkan adalah lari maraton wanita di pusat kota m Nagoya yang ditetapkan pada 8 Maret. Acara tersebut akan dibatasi hanya untuk pelari elit saja. Suga mengatakan, pemerintah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan Olimpiade dalam menghadapi wabah Covid-19. "Komite Olimpiade Internasional telah memberi tahu kami, bahwa mereka menganggap penanganan Jepang terhadap coronavirus baru itu tepat," imbuhnya.