Lombok Barat, Gatra.com - Bupati Lombok Barat (Lobar), H Fauzan Khalid, M.Si., mencurigai bahwa di setiap dinas ada yang sudah kecanduan narkoba. Orang nomor satu di Pemkab Lobar ini pun mempersilahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Nusa Tenggara Barat (NTB) segera melakukan tes urin ASN di setiap OPD.
“Prediksi kami di Lombok Barat sangat banyak, mungkin jadi dibanyak dinas, tapi ini hanya asumsi semoga saja ini tidak benar,” kata Fauzan saat Audensi dengan BNN Provinsi NTB di Lobar, Kamis (20/2).
Fauzan mensinyalir demikian karena Pulau Lombok ditengarai rawan dan juga berpotensi sebagai pintu masuk narkoba melalui dua daerah yakni Lobar dan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Pasalnya, dua kabupaten tersebut memiliki banyak jalur pantai.
“Jika melalui bandara atau pelabuhan resmi, itu sangat mungkin diketahui, tetapi bagaimana kalau narkoba dititip melalui nelayan," ujarnya.
Menurut Fauzan, sepanjang Pantai Lombok Barat dan Lombok Utara sangat berpotensi menjadi pintu masuk narkoba karena pelaku bisa berlabuh di mana saja.
Sedangkan terkait sekitar 21 anak SMP yang sudah dideteksi dan telah mendapatkan rehabilitas di Desa Taman Ayu, Bupati telah menginstuksikan kepada Ketua KONI Lombok Barat untuk berkoordinasi dengan pihak sekolahnya untuk melakukan pembinaan karate dan lain sebagainya.
Kepala BNN Provinisi NTB, Brigjen Pol Drs Gde Sugianyar Dwi Putra, mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan dalam menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari narkoba, seperti melakukan sosialisasi dan tes urin ke setiap OPD di Provinsi NTB, serta membentuk penggiat antinarkoba.
“Hal itu sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN),” ungkap Gde Sugianyar.
Kasubbid masyarakat Perkotaan BNN RI, Tri Setiyadi, menegaskan, yang menjadi tempat rawan narkoba ada 30 tempat. Salah satunya ada di Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar. BNN Provinsi telah melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat dan BNN banyak mendapatkan informasi tentang kasus narkoba di desa tersebut.
“Ada yang minta direhab, dan ada juga masyarakat mengiginkan BNN melakukan penyuluhan melalu posyandu,” katanya di NTB.