Home Ekonomi SRC Paparkan Hasil Survei Dampak Ekonomi dan Sosial

SRC Paparkan Hasil Survei Dampak Ekonomi dan Sosial

Jakarta, Gatra.com – Jelang 12 tahun pada bulan Mei mendatang, SRC menggelar diskusi media untuk memaparkan hasil survei yang mengukur dampak ekonomi dan sosial program pendampingan yang berkelanjutan kepada toko kelontong.

Bertempat di Restoran Meradelima, Jakarta, SRC yang merupakan jaringan toko kelontong masa kini binaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) memaparkan hasil survei yang dilakukan bekerja sama dengan tim riset Kompas.com. Survei ini dilakukan terhadap 452 pemilik toko kelontong di delapan kota yaitu Medan, Palembang, Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.

Diskusi media ini dihadiri oleh Asisten Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Chairul Saleh, Kepala Urusan Komersil dan Pengembangan Bisnis Sampoerna, Henny Susanto, dan pemilik toko SRC, Diah dan pelaku UKM, Masudah.

Henny mengungkapkan bahwa survei ini menjadi tolak ukur SRC dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Hal ini disambut baik oleh Chairul Saleh. Disela-sela diskusi Ia menyampaikan apresiasinya terhadap program pembinaan UKM yang dilakukan Sampoerna melalui SRC. Ia mengatakan bahwa SRC sejalan dengan agenda besar pemerintah untuk pemberdayaan UKM.

“Kami menilai ini sudah menjadi terobosan yang sangat berdampak, artinya memang ada sinergi untuk pemberdayaan, bukan hanya terhadap pemilik SRC, tapi juga kepada produk UKM,” kata Chairul melalui rilis yang diterima Gatra, Kamis (20/2).

Dalam paparan hasil survei, omzet toko SRC berkontribusi sebesar Rp69,3 trilyun per tahun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ritel nasional. Hasil survei menunjukkan perubahan positif yang dirasakan oleh pemilik toko SRC terhadap kenaikan transaksi penjualan hingga 58% dan omzet yang meningkat hingga 54% setelah bergabung dengan SRC. Bahkan, tercatat sebanyak 84% pemilik toko SRC mendapatkan sumber penghasilan utamanya dari SRC.

Fakta lain yang didapatkan dari hasil survei adalah SRC memiliki peran strategis bagi pemberdayaan wanita. Tercatat sebanyak 57% pemilik SRC adalah wanita, dan 52% diantaranya berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Henny juga menjelaskan bahwa kehadiran SRC juga berdampak positif terhadap UKM di sekitarnya. Dampak tersebut dirasakan dengan hadirnya Pojok Lokal, yaitu sebuah area khusus di toko SRC yang didedikasikan untuk menjual produk UKM atau produk komunitas dari lingkungan sekitar toko. Melalui Pojok Lokal, omzet produk UKM tercatat mencapai Rp5,7 triliun per tahun. Rata-rata pelaku UKM yang menjual barangnya di Pojok Lokal mengalami kenaikan omzet sebesar 28%.

“Disamping berkontribusi dalam pengembangan UKM di lingkungan sekitar, kehadiran SRC juga berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tercatat, sebesar 20% pemilik SRC dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu pengelolaan toko,” ujar Henny.

Tidak berhenti di situ, upaya SRC dalam meningkatkan daya saing toko kelontong lewat pembangunan ekosistem digital perlahan mulai membuahkan hasil. Diluncurkan pada Juli 2019 silam, Pojok Bayar yang merupakan platform untuk melakukan transaksi produk digital seperti pulsa, paket internet menyumbang 4% dari total pendapatan toko kelontong SRC.

Selain itu, ekosistem digital SRC juga didukung aplikasi AYO SRC yang diperkenalkan pada Mei 2019 silam. Mengacu pada hasil survei, aplikasi untuk menghubungkan antara pembeli, pemilik toko dan pemasok SRC aktif digunakan oleh 64% pemilik SRC untuk mendukung kelancaran usahanya.

Dengan berbagai program pengembangan dan pembinaan toko SRC, Henny mengatakan 93% pemilik SRC ingin tetap berada di dalam program pembinaan SRC. Menurutnya sebagian besar dari pemilik SRC merekomendasikan toko kelontong lainnya untuk ikut mendapatkan pembinaan berkelanjutan ini. “Kami berharap, hasil survei ini dapat menginspirasi UKM lainnya agar dapat tumbuh lebih kuat dan berdaya saing tinggi. Ke depannya kami akan terus berupaya untuk memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan UKM di Indonesia. Kami terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak termasuk pemerintah, karena upaya membutuhkan kerja sama yang baik dari semua pihak,” tutup Henny.

479