Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan, peringkat kemudahan bisnis atau ease of doing business (EoDB) Indonesia dapat melompat ke peringkat 71, di tahun 2021. Dari yang saat ini peringkat EoDB Indonesia masih berada di angka 73 dunia.
Hal itu disampaikannya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (20/2).
"Tahun depan, saya minta angka kita (EoDB) harus meloncat ke 71. Memang berat, tapi yang harus diselesaikan permasalahan-permasalahannya itu kan kelihatan, jadi bisa dibenahi. Jadi di 2021, saya ingin peringkatnya ada di 71," kata dia.
Oleh karenanya, untuk mencapai peringkat tersebut, Jokowi meminta kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk membanahi segala permasalahan di dunia investasi. Utamanya yang permasalahan-permasalahan yang menjadi penghambat pertumbuhan investasi.
Sebab, menurut mantan Wali Kota Solo itu, semua permasalahan yang ada di dunia investasi, merupakan permasalahan yang sudah jelas. Sehingga, seharusnya dapat diatasi dengan baik dan cepat.
"Sebenarnya yang harus kita benahi banyak. Ini lho Pak (Bahlil), ada masalah ini, diselesaikan. Semua masalahanya itu sebenarnya sudah terlihat. Nah, kalau diselesaikan, kita bisa masuk ke 50," jelas dia.
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada Bahlil, agar peringkat EoDB Indonesia di tahun 2023 dapat mencapai peringkat 40 dunia. Bukan 50, seperti yang ditawar oleh Kepala BKPM sebelumnya.
"Ranking 73 itu masih nanggung. Saya minta dibawah 40. Pak Bahlil selalu ngomong 50. Enak aja 50, ini kalau 40 ini baru," imbuh dia.
Sementara itu, saat ini peringkat EoDB Indonesia masih berada di peringkat 73 dunia. Sedangkan di ASEAN, peringkat EoDB Indonesia berada pada level 6, di bawah Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Brunei Darussalam.