Chicago, Gatra.com - Para peneliti di Tiongkok yang ahli pada bidang Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) mendapatkan sebuah hasil temuan terbaru setelah mempelajari 18 pasen hang terinfeksi viris corona. Para peneliti tersebut menemukan, bahwa penyebaran virus corona jauh lebih serupa dengan penyakit Influenza (Flu) daripada virus-virud tertkait lainnya seperti SARS.
Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan virus tersebut untuk menyebar bahkan lebih mudah daripada yang diyakini sebelumnya. Setidaknya dalam satu kasus, virus tersebut muncul meskipun pasien tidak memiliki gejala sebelumnya. Ini mengkonfirmasikan kekhawatiran bahwa pasien tanpa gejala juga dapat menyebarkan penyakit.
Meskipun temuan sebelumnya yang diterbitkan pada Rabu di New England Journal of Medicine, menawarkan bukti baru bahwa coronavirus novel yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang kebanyakan di Tiongkok ini, tidak seperti virus-virus lainnya.
"Jika hal tersebut bisa dikonfirmasi, ini menjadi sangat penting," kata Dr. Gregory Poland, seorang ahli virologi dan peneliti vaksin dengan Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, yang tidak terlibat dalam penelitian ini seperti dilansir Reuters.
Tidak seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menyebabkan infeksi jauh di saluran pernapasan bawah yang dapat menyebabkan pneumonia, COVID-19 tampaknya menghuni saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Itu akan membuatnya tidak hanya mampu menyebabkan pneumonia berat, tetapi menyebar dengan mudah seperti flu biasa.
Para peneliti di provinsi Guangdong, Tiongkok juga telah memantau jumlah coronavirus pada 18 pasien. Salah satunya, yang memiliki tingkat virus berat di hidung dan tenggorokannya, sebelumnya mengaku tidak pernah memiliki gejala penyakit apa pun.
Di antara 17 pasien yang bergejala, tim menemukan kadar virus meningkat dengan cepat, setelah gejala pertama kali muncul, dengan jumlah virus yang lebih tinggi hadir di hidung daripada di tenggorokan. Pola tersebut dirasa lebih mirip dengan influenza daripada SARS.
"Apa yang dikatakan dalam temuan ini, jelas virus ini dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan bagian atas dan orang-orang mungkin saja bisa tertular meski tanpa gejala sebelumnya," kata Poland.
Sementara inu, Kristian Andersen, seorang imunolog di Scripps Research di La Jolla mengatakan, Temuan tersebut juga menambah bukti bahwa virus baru ini, meskipun secara genetis serupa, tidak berperilak seperti SARS.
Virus ini jelas jauh lebih mampu menyebar di antara manusia daripada virus corona baru yang pernah kita lihat. Ini lebih mirip dengan penyebaran flu, kata Andersen, yang juga tidak terlibat dengan penelitian ini.
Para peneliti mengatakan temuan mereka menambah laporan bahwa virus dapat ditularkan pada awal perjalanan infeksi, dan menyarankan bahwa mengendalikan virus akan memerlukan pendekatan yang berbeda dari apa yang bekerja dengan SARS.