Semarang, Gatra.com - Gedung Graha Cendekia Fakultas Teknik bakal menjadi saksi bisu perdebatan antara Rektor Universitas Negeri Semarang, Fathur Rokman dengan dosen Bahasa dan Sastra Jawa yang ia nonaktifkan Sucipto Hadi pada Kamis (20/2). Debat terbuka ini merupakan buntut dari keputusan Rektor Unnes, Fathur Rokhman yang menonaktifkan sementara Sucipto Hadi, dari jabatan Dosen.
Sucipto dinonaktifkan,diduga lantaran dianggap menghina Presiden Jokowi dan cucunya Jan Ethes, melalui status unggahan di akun Facebook miliknya. Dalam unggahan 10 Juni 2019, ia menuliskan "Penghasilan anak-anak saya menurun drastis pada lebaran kali ini. Apakah efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes?".
Ketua BEM Unnes Fajar mengatakan, pelaksanaan debat akademik ini merupakan inisiatif dari mahasiswa Unnes yang melihat keriuhan dalam kasus ini. "Sebagai bagian dari Unnes kami merasa prihatin atas terjadinya permasalahan ini. Kami menilai debat akademik merupakan salah satu jalan untuk melihat dengan jernih permasalahan yang terjadi diantara guru-guru kami," ujarnya, Rabu (19/2).
Ia menyebutkan, sikap rektor Unnes yang menonaktifkan dosen Sucipto Hadi merupakan tindakan represif yang tidak mengedepankan cara cara akademis. "Lewat debat akademik ini kami ingin menjaga integritas kampus yang kami cintai yang terus digunakan sebagai tempat berlindung dengan alasan "nama baik", tegasnya.
Terpisah, Rektor Unnes Fathur Rokhman mengaku siap menerima tantangan debat terbuka dari Sucipto Hadi. Ia mengatakan debat akedemik merupakan sebuah tradisi keilmuan di kampusnya. "Saya siap melaksanakan debat terbuka dengan Sucipto Hadi juga memang itu dilaksanakan," ucapnya.
Sementara lawan debat rektor, yang juga Dosen Unnes, Sucipto Hadi menegaskan debat akademik merupakan salah satu jalan untuk membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. "Mari kita debat terbuka, kita buktikan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam permasalahan ini," tegasnya.