Karanganyar, Gatra.com - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar menyarankan SDIT Muhammadiyah Jumapolo memperbaiki tata kelola dapur sekolah. Usai puluhan pelajar keracunan, DKK mendapati aspek higienis dapur sekolah kurang baik.
Plt Kepala DKK Karanganyar Utomo Sidi Hidayat mengatakan, petugasnya melakukan inspeksi dapur sekolah di SDIT Muhammadiyah Jumapolo pada Selasa (18/2). Makanan yang disajikan ke 76 pelajar kelas VI pada Senin (17/2) malam diduga sumber malapetaka. Sehingga, petugas memeriksa kondisi dapur, alat masak, bahan makanan serta menanyai juru masak.
"Hasilnya, kondisi dapur kurang ventilasi dan sempit. Sekolah menggunakan sumber air dalam. 10 Kg daging ayam yang dibeli pada Minggu (16/2) itu disimpan di freezer setelah dicuci dan dibumbui tepung. Kemudian pada Senin (17/2) itu, daging digoreng. Lalu ditutup serbet dan baru dihidangkan ke anak pukul 18.45 WIB," katanya kepada Gatra.com, Rabu (19/2).
Koki mengaku sebelum menghidangkannya, ayam goreng tepung dengan ayam mentah disimpan di tempat sama. Makanan matang dan mentah itu dikerumuni lalat. Petugas telah mengambil sampel ayam goreng tepung, saos, tepung dan air mineral. Juga mengambil sampel rectal dubur penderita dan penjamah.
"Berdasarkan informasi dari siswa yang keracunan, ayam goreng berbau tidak sedap dan rasanya basi," katanya.
Untuk lebih memastikan penyebab keracunan dari makanan tersebut, DKK menanti hasil uji laboratorium untuk sampel makanan dan rectal swap. Dalam catatannya, 32 pelajar mengalami keluhan mual, muntah dan pusing.
"Sekolah disarankan berkoordinasi dengan Puskesmas agar memperbaiki tata kelola dapurnya," katanya.
Wakasek Kesiswaan SDIT Muhammadiyah Jumapolo, Nuruddin menampik jumlah pelajar keracunan mencapai 32 orang. Namun hanya 25 orang.
"Yang masuk ke Puskesmas itu 25 orang siswa. Tidak secara bersamaan. Mungkin yang 7 lainnya sakit bukan karena keracunan," katanya.
Usai insiden tersebut, pihak sekolah tetap membuka kegiatan belajar mengajar bagi pelajar kelas VI. Namun tidak sampai menginap. Dari 78 siswa, tujuh pelajar tidak masuk karena proses penyembuhan. Selanjutnya, pihak sekolah dengan wali murid akan membahas kelanjutan program asrama. Selain itu, penanggung jawab dapur sekolah dalam masa evaluasi.
"Misalnya masih terjadi keracunan, tentu kokinya akan dipecat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan pelajar kelas VI SDIT Muhammadiyah Jumapolo keracunan. Diduga, penyebabnya dari menu santap makan malam yang disajikan sekolah