Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, hingga saat ini masih ada banyak hal yang menjadi penghambat investasi. Salah satunya adalah keberadaan hantu dan preman berdasi yang ada di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Meski tak terlihat, namun keberadaan para hantu dan preman berdasi itu sangat menghambat pertumbuhan investasi di dalam negeri. Sebab, bukannya membantu menyelesaikan masalah yang ada di daerah, keberadaan mereka justru menimbulkan lebih banyak masalah, misalnya dengan mempersulit izin atau dengan melakukan pungutan liar (pungli).
"Nah, persoalan di lapangan ini kita tidak bisa mungkiri bahwa ada sesuatu yang bisa dirasakan tapi nggak bisa dipegang. Ini lah yang saya sebut hantu dan yang bisa dirasakan ini ada hantu lapangan, ada hantu berdasi. Kira kira lah. Kalau dibilang bahwa menyerupai preman, kira-kira sejenis itu lah," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (19/2).
Meski begitu, Bahlil mengaku, dengan berbekal pengalamannya sebagai pengusaha, permesalahan-permasalahan seperti hantu dan preman berdasi dapat diatasinya, yakni dengan berkomunikasi langsung dengan mereka. "Nah, sekarang kita lakukanlah dengan cara cara yang lebih komunikatif dengan mereka," ucap dia.
"Dan karena saya pernah tahu itu saya pikir harus kita selesaikan. Dan Alhamdulillah dalam tiga bulan dari Rp 708 triliun investasi mangkrak sudah kita selesaikan hampir Rp200 triliun lebih," imbuh mantan Ketua Umum HIPMI itu.