Satu tim asal Jawa Tengah berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Empat lainnya berlaga di liga kelas dua. Semuanya mengusung misi bisa berprestasi dalam kompetisi.
Selama ini, prestasi tim sepak bola asal Jateng di kancah nasional tak pernah stabil. Tiba-tiba menjadi yang terbaik, tiba-tiba pula menjadi tim gurem. Imbasnya. kejayaan hingga nama besar yang pernah didapat kerap ikut tenggelam.
PSIS Semarang akan menjadi satu-satunya tim asal Jawa Tengah yang berlaga di Liga 1 2020. Musim lalu, Laskar Mahesa Jenar berada di peringkat 14, dengan total poin 43 dari 34 pertandingan yang dijalani. Capaian itu jauh meleset dari target manajemen finish di peringkat 8.
Anak asuh Dragan Djukanovic ini pun tetap optimistis, bisa banyak bicara pada musim ini. PSIS pernah menjadi yang terbaik dalam kompetisi teratas sepak bola Indonesia, tepatnya pada 1999. Sayang musim berikutnya, tim ini malah terdegradasi ke divisi I. Bermain di kasta kedua, tim ini berhasil menjadi juara dan berhak berlaga kembali di kompetisi utama.
Menghadapi musim kompetisi 2020, PSIS Semarang tak mau muluk-muluk menentukan target. Manajemen kembali menargetkan finish di peringkat 8. Meski memiliki target yang tidak terlalu muluk-muluk, namun manajemen Mahesa Jenar tetap mempersiapkan tim secara matang.
Tim ini pun tidak melakukan perombakan besar-besaran pada skuad. Hanya saja manajemen melakukan perombakan besar-besaran pada manajemen dan juga tim kepelatihan sampai tim dokter. Perombakan yang dilakukan pun diyakini akan mampu menunjang kinerja tim untuk mengarungi musim kompetisi 2020/2021.
Manajer PSIS Semarang Wahyu Winarto mengungkapkan, bahwa timnya sudah sangat siap bertarung menghadapi kerasnya kompetisi Liga I. "Kita sudah mempersiapkan tim secara matang, bahkan sejak jauh-jauh hari," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Liluk ini menambahkan, yang tak kalah penting dalam mempersiapkan tim adalah para pemain. Lilik mengaku, tim kebanggan warga Semarang ini sudah memiliki modal penting sebelum kompetisi dimulai. Modal itu adalah, keberadaan para pemain yang rata-rata adalah pemain lama di PSIS.
Meski kebanyakan diisi wajah lama, namun Liluk yakin, justru hal itu akan membuat pasukan biru-biru mampu bermain solid selama mengarungi kompetisi. Tercatat PSIS hanya menambah tiga orang pemain baru, yakni Abdul Abanda Rahman eks punggawa Kalteng Putra, Fandi Eko Utomo eks Persebaya Surabaya, dan Maher Radja Satya pemain muda yang sempat berkarier di Spanyol.
"Kinerja pelatih sangat profesional. Bahkan coach Dragan merasa beruntung karena bergabung dengan PSIS dua bulan sebelum kompetisi berakhir, sehingga betul-betul tahu karakter tim. Pelatih juga tahu pemain mana saja yang akan dipertahankan dan akan dicoret untuk musim ini," jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang ini mengaku, PSIS ingin menjadi tim yang memiliki masa depan panjang. Oleh karena itu, manajemen dan jajaran pelatih berkomitmen untuk juga mengakomodir pemain-pemain muda jebolan PSIS Junior.
Untuk mengarungi kompetisi tahun ini empat pemain muda PSIS mendapatkan promisi ke tim senior. Mereka adalah, Yofandani Damai Pranata, Pratama Arhan Alief Rifai, Adithya Jorry Guruh Setiawan, dan Elfandra Dewangga Santosa. Pratama dan Elfandra keduanya saat ini dipanggil oleh Timnas U19. "Pemain kita sudah komplit, dari belakang, tengah, dan depan," ujar Liluk.
Selain PSIS, empat tim asal provinsi ini bakal berlaga di Liga 2. Keempat tim itu masing-masing, Persekat Tegal, PSCS Cilacap, Persis Solo, dan Persijap Jepara. PSCS dan Persis Solo, musim lalu lalu sudah berada di Liga 2.
Persis yang dikenal dengan julukan Laskar Samber Nyawa berada di peringkat 4 wilayah Timur. Persis sendiri merupakan tim dengan sejumlah prestasi mentereng, pada masa kompetisi Perserikatan. Sementara, Laskar Nusakambangan, julukan PSCS Cilacap, berada di Peringkat 5 grup Barat Liga 2.
Adapun Persijap dan Persekat Tegal merupakan pendatang baru di liga kelas dua ini. Meski demikian, Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, punya bekal mentereng, yakni juara Liga 3. Sementara Laskar Ki Gede Sebayu, julukan Persekat, berada di posisi ketiga atau batas akhir tiket promosi dari Grup Barat.
Naik ke kasta yang lebih tinggi, Persijap mengusung misi kembali ke kasta teratas, yakni Liga 1. Mundurnya pelatih lama, Sahala Saragih tak mempengaruhi target tersebut. Pelatih baru Widyantoro pun menjelaskan dirinya diberi target bisa membawa Laskar Kalinyamat promosi ke Liga 1 2021. Pelatih berlisensi A AFC ini lantas mencari pemain tambahan.
"Masih ada slot sekitar enam hingga delapan pemain. Di posisi bek sayap, gelandang bertahan, gelandang sayap, dan striker. Skuat yang ada ini saya lihat dulu, tapi saya senang melihat semangat yang diusung Persijap," katanya.
Persekat Tegal pun memasang target tinggi, yakni bisa promosi ke Liga 1. Manager Tim Persekat Mohammad Ersal Aburizal mengatakan, sebagai salah satu klub yang baru promosi, pihaknya memasang target realistis untuk liga 2.
“Namun antusiasme masyarakat begitu tinggi sehingga tidak hanya pihak sponsor namun para pemain ternama pun ingin gabung ke Persekat. Ini membuktikan bahwa kami tidak hanya sekedar ingin numpang lewat tetapi kami akan tembus ke Liga 1 Nasional tahun depan,” tegasnya.
Sementara itu, juru taktik PSIS Dragan Djukanovic mengaku, permainan menyerang akan dia pakai selama mengarungi kompetisi. Sebab, menyerang adalah filosifi sepak bola yang sesungguhnya. Atas dasar itu, mantan pelatih Boneo FC ini terus mengasah dan mengembleng fisik anak-anak asuhnya sebelum kompetisi di mulai. Fisik pemain yang prima, kata dia, sangat dibutuhkan untuk menerapkan gaya bermain menyerang. “Pemain harus terus bergerak untuk untuk menyulitkan hadangan lawan,” bebernya.
Dengan skuad yang dimiliki saat ini, Dragan merasa yakin mampu mencapai target yang manajemen tetapkan yakni finish di 8 besar. Keyakinan itu bukan tanpa alasan. Hasil kemenangan 4-0 atas Persik Kendal dalam laga uji tanding, beberapa waktu lalu setidaknya sudah memberikan sedikit gambaran tentang kondisi tim.
"Kondisi tim sangat baik, performa mereka meninggat. Tim ini memiliki masa depan, dan dengan kerja keras para pemain akan meningkat kualitasnya," tegasnya. Muh Slamet, Andik Sismanto