Yogyakarta, Gatra.com - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang berjualan melalui aplikasi daring atau online diharap menampilkan produknya terutama kuliner secara apa adanya. Kolaborasi semua pihak diperlukan untuk mengangkat potensi UMKM kuliner.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta Srie Nurkyatsiwi saat menjadi pembicara di acara ‘Cerdik Berwirausaha bareng Gojek Swadaya’ di Hotel Jambuluwuk, Kota Yogyakarta, Selasa (18/2).
Sesuai pengalamannya, saat memesan makanan di aplikasi digital, ia tak mendapat produk yang sesuai dengan tampilan di aplikasi. “Kok yang datang seperti ini, tidak sesuai gambaran. Tidak selalu salah, tapi jangan terlalu menipu,” ujar Siwi.
Ia khawatir, dengan praktik semacam itu, produk kuliner UMKM tersebut tak diminati lagi oleh pelanggan. “Padahal UMKM kuliner sangat memberi peran terhadap pertumbuhan ekonomi Yogyakarta dan mengurangi pengangguran,” ujar dia.
Siwi menjelaskan 70 persen UMKM di DIY berupa UMKM kuliner. Adapun UMKM yang memanfaatkan jasa niaga digital atau e-commerce adalah 40 persen. Untuk itu, produk kuliner yang dipasarkan secara digital harus berorientasi pasar dan diminati konsumen.
“Selama ini problemnya pada kualitas dan kontinuitas. Meski kapasitas naik, kualitas harus dijaga. Pelaku UMKM harus punya motivasi,” ujarnya.
Siwi pun mengapresiasi penyedia layanan digital seperti Gojek yang menggarap semua ekosistem usaha, termasuk mendampingi dan melatih UMKM. “Selanjutnya UMKM mesti ada kurasi (pada produknya) serta lebih go green,” katanya.
Ketua Indonesian Chef Association DIY Anton Yanuar juga berpesan hal yang sama pada pelaku UMKM kuliner. “Saya selalu tekankan jangan pernah melakukan penipuan publik. Apa yang difoto itu yang didapat pelanggan,” ujar dia.
Kejujuran pelaku UMKM kuliner tersebut agar pelanggan tak kecewa. Untuk itu, selain memberi pelatihan memasak, Anton juga memberi tips soal tampilan masakan. “Ada trik-trik dalam packaging yang bisa dipelajari. Dengan bahan mudah didapat dan murah, bisa dijual lebih mahal tanpa menipu publik,” kata dia.
Di program Gojek Swadaya, Anton diminta melatih memasak dan memberi tips usaha pada 150 istri para sopir Gojek di DIY. Secara nasional, program ini telah diikuti sekitar 2300 orang. Mereka akan didampingi selama tiga bulan dan yang terpilih akan jadi mitra dan mendapat bantuan modal usaha. Selain itu, 300 anak-anak mitra Gojek di tiga kota juga diiikutkan les bahasa Inggris.
“Program ini untuk membantu istri dan keluarga mitra Gojek, mendukung kesejahteraan mitra dan menekan biaya operasional, sehingga pendapatan keluarga maksimal,” tutur Head Regional Corporate Affairs Gojek Region Jawa Tengah-DIY Arum Prasodjo.