Jakarta, Gatra.com - Biosimilar Trastuzumab menjadi kabar baik bagi penderita kanker payudara HER2-positif. Pasalnya, obat tersebut dijual dengan harga yang relatif lebih terjangkau.
Pengobatan untuk penderita kanker HER2-positif biasanya menggunakan trastuzumab yang harganya dapat dikatakan relatif mahal, yaitu kisaran Rp21 juta.
Saat ini, ilmuan dunia banyak melakukan penelitian untuk mengelola pertumbuhan sel kanker. Salah satunya dengan biosimiliar. Biosimilar adalah obat-obatan bilogis yang punya kemiripan struktur dan manfaat yang hampir sama dengan obat-obatan yang dijual di pasar.
Baca juga: Inilah Faktor Penyebab Kanker Payudara Milenial Meningkat
Biosimilar memiliki harga relatif lebih murah karena mirip dengan obat-obatan yang sudah diteliti sebelumnya. Maka dari itu, tidak perlu lagi memerlukan biaya yang besar untuk melakukan proses research selanjutnya.
"Ini menjadi hal yang sangat menguntungkan, bukan cuma untuk Indonesia, tetapi seluruh dunia senang dengan biosimilar yang harganya jauh lebih murah," kata Dr. Walta Gautama, Ahli Bedah Onkologi dalam acara peluncuran Biosimilar Trastuzumab di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (18/2).
Dr. Gautama mengatakan, terdapat sekitar 1.200 kasus kanker payudara per tahunnya di Indonesia. Sejumlah 65%-70% penderita kanker sudah memasuki stadium advanced atau stadium 3-4.
Kanker payudara memiki beberapa jenis. Salah satunya adalah HER2 positif. Dr. Gautama menambahkan, 20%-25% penderita kanker payudara dikatakan positif HER2.
HER2 adalah suatu reseptor atau antena yang berfungsi menangkap sinyal dari tyrosine kinase yang ada di selaput membran dari sel kanker.
Baca juga: Dua Wanita Penyintas Kanker Payudara Bentuk Komunitas
HER2 sebenarnya juga terdapat di sel normal. HER2 yang menyebabkan kanker payudara terjadi karena ada overekspresi. Kelebihan ini membuat sel-sel kanker tumbuh lebih agresif dan ganas.
Hingga saat ini, kanker payudara menempati posisi teratas dalam kasus kanker yang terjadi pada perempuan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Pertumbuhan kasus kanker payudara yang mengkhawatirlan mendorong PT Indofarma bekerja sama untuk meluncurkan obat biosimilar trastuzumab pertama di Indonesia dengan harga yang relatif lebih terjangkau.
Reporter: RRA