Semarang, Gatra.com - Ide baru dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar untuk memberdayakan mahasiswa melakukan pengabdian di desa-desa tertinggal sebagai syarat kelulusan mendapat sambutan positif dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Terlebih lagi, ide tersebut telah dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Abdul Halim mengusulkan agar skripsi tidak hanya menjadi satu-satunya syarat kelulusan. Usulan tersebut juga disambut baik oleh Kemendikbud lantaran sejalan dengan program Kampus Merdeka yang dicanangkan Kemendikbud.
Dalam isi usulan itu, mahasiswa bisa mendapatkan predikat sarjana tidak hanya membuat skripsi saja, melainkan mahasiswa bisa mengabdi di desa untuk mengaplikasikan ilmunya yang dia dapat dari kampus untuk membantu desa-desa lebih cepat berkembang. Dalam waktu dekat, para pihak terkait akan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi untuk merealisasikan program ini.
Ganjar menyebut, ide tersebut merupakan usulan yang bagus agar pembangunan di desa semakin cepat.
"Ini ide yang sangat bagus. Saya mendukung penuh ide ini karena desa memang butuh kaum-kaum cendekiawan untuk maju," kata Ganjar.
Berbagai persoalan desa, lanjut Ganjar bisa dikoordinasikan dengan sumber daya perguruan tinggi. Apabila seluruh desa dapat didampingi rutin dan berkelanjutan, maka dia yakin akan lebih mudah dalam memajukan desa-desa.
"Karena pasti berbasis riset, persoalan terumuskan dengan baik, perencanaan pembangunan baik dan berkelanjutan. Ini ide bagus, mahasiswa tidak hanya wajib membuat skripsi, namun pengabdian di desa itu bisa menjadi tugas akhir yang konkret," terangnya.
Di Jawa Tengah lanjut dia, potensi sumber daya pendidikan tinggi sangat besar. Beberapa perguruan tinggi sudah banyak berkecimpung dalam pembangunan di desa.
"Ada yang menggarap desa wisata, desa tangguh bencana dan lainnya. Dengan program ini, maka pendampingan masyarakat desa akan semakin sempurna," pungkasnya.