Karanganyar, Gatra.com - Sekolah umum berstatus negeri maupun swasta di Karanganyar belum menyiapkan infrastruktur ramah difabel. Padahal, sekolah wajib menerima peserta didik berkebutuhan khusus.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar Tarsa mengatakan seluruh sekolah di tata pengelolaannya diwajibkan menyediakan kebutuhan peserta didik disabilitas meliputi akses ke ruang belajar mengajar (KBM) dan penerimaan informasi pendidikan. Menurutnya, manajemen sekolah mudah menerima murid berkebutuhan khusus. Namun tidak mudah menyediakan kebutuhan mereka.
"Diakui, banyak yang belum tersedia lantai menanjak atau menurun landai. Selama ini trap-trapan untuk orang normal. Kami menyadari banyak yang harus dibenahi," katanya kepada wartawan di SMPN 3 Karanganyar, Senin (17/2).
Banyaknya penyandang disabilitas di Karanganyar namun minim sekolah khususnya, membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membolehkan mereka mengenyam pendidikan di sekolah umum. Tercatat, penyandang disabilitas di Karanganyar mencapai 5.000 jiwa lebih.
Tarsa mengatakan telah menerbitkan SK terkait kewajiban sekolah menerima penyandang disabilitas. Secara bertahap, infrastruktur sekolah akan dibenahi agar disabilitas nyaman bersekolah.
"Termasuk guru pendamping juga akan disiapkan bagi adik-adik kita berkebutuhan khusus. Kurikulumnya sama, hanya tidak ditarget seperti siswa umumnya. Targetnya adalah kemandirian," katanya.
Meski demikian, ia mendorong orangtua menyekolahkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah luar biasa. Perlu dukungan pihak sekolah, pemerintah dan masyarakat agar disabilitas bersekolah layak.
Sementara itu, ia memastikan tak ada diskriminasi maupun perundungan bagi kalangan disabilitas di sekolah umum. Ia menyontohkan seorang penyandang disabilitas di SMPN 1 Jumapolo justru disayang teman-temannya.
"Kita sudah sejak lama menanamkan pendidikan perilaku yang baik. Jangan sampai terjadi perundungan di sekolah," katanya.
Ketua IGTKI Karanganyar, Siti Amanah mengatakan perlunya tenaga pendidik mengubah paradigma kuno dalam mengajar. Saat ini, dibutuhkan pendekatan era teknologi.
"Bagaimana menciptakan anak cerdas berkarakter melalui metode pembelajaran yang menyenangkan sejak usia dini," katanya usai worgshop STEAM di aula SMPN 3 Karanganyar.