Dubai, Gatra.com - Hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) semakin berjarak sejak Washington keluar dari kesepakatan nuklir. Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan pihaknya tak ingin melakukan pembicaraan dengan AS dibawah tekanan.
"Iran tidak akan pernah bernegosiasi di bawah tekanan. Kami tidak akan pernah menyerah pada tekanan Amerika dan kami tidak akan bernegosiasi dari posisi yang lemah," kata Rouhani seperti dikutip Reuters, Senin (17/2).
Meski sanksi yang ditetapkan AS telah melumpuhkan ekonomi Iran. Rouhani berulang kali menolak pembicaraan dengan Trump. Kecuali, AS bersedia kembali bergabung dalam pakta nuklir dan mencabut sanksi ekonomi Iran.
"Tekanan maksimum Amerika terhadap Iran akan gagal. Musuh kita (AS) sangat menyadari bahwa tekanan mereka tidak efisien," kata Rouhani.
Hubungan antara Teheran dan Washington mencapai titik krisis pada tahun 2018. Waktu itu, Trump meninggalkan kesepakatan nuklir sementara Teheran menerima pembatasan untuk program nuklirnya.
Ketegangan semakin meningkat setelah tewasnya komandan militer paling terkenal Iran Qassem Soleimani pada 3 Januari lalu. Soleimani diserang pesawat tak berawak milik AS di bandara Baghdad.
Trump menetapkan kebijakan "tekanan maksimum" untuk memaksa Teheran menegosiasikan kesepakatan yang lebih luas. Trump juga berkeinginan membatasi kerja nuklir Iran, mengakhiri program misilnya dan keterlibatannya dalam perang proksi regional.