Kupang, Gatra.com - Jajaran TNI memperketat penjagaan di garis tapal batas antara Negara, Indonesia dengan Timor Leste. Pengetatan ini guna mecegah adanya perdagangan ilegal, juga terkait penyebaran virus corona dari negara tetangga ini. Pasalnya saat ini banyak warga Cina yang berdomisili dan berusaha dagang di bekas Provinsi Indonesia ke 27 ini.
“Kami akan perketat pengamanan pelintas batas dari Negara Timor Leste ke Indonesia. Khusus pintu masuk resmi anggota TNI terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Imigrasi, Bea Cukai dan lainnya yang bertugas di Pos lintas batas. Sasarannya termasuk antisipasi virus Corona. Ini karena disana banyak warga RRT ,” kata Danrem 161 / Wira Sakti, Brigjen TNI Syaiful Rahman Sabtu, (17/2).
Pengetatan ini lanjut Danrem juga untuk mengantisipasi pelintas batas ilegal yang sering memanfaatkan jalan tikus untuk berdagang gelap. Khusus virus Corona, kelompok seperti ini susah dideteksi karena tidak ada pemeriksaan. Walau demikian aanggota terus berpatroli setiap saat digaris tapal batas ini.
“Panjang garis tapal batas antara Negara Indonesia –Timor Leste sepanjang 286,8 km. Anggota terus patroli menelusuri garis tapal batas ini. Banyak pelintas batas ilegal yang ditangkap di wilayah Indonesia dengan beragam modus, berdagang dan bertemu keluarga,” jelasnya.
Danrem mengaku, masih adanya pelintas batas secar ilegal, karena mereka memanfaatkan hutan disepanjang tapal batas. Mereka sepertinya memantau, begitu anggota sudah melewati lokasi dimaksud mereka menyebrang hanya berselang sekitar 15 – 20 menit dan kembali kewilayah mereka.
"Banyak yang ditangkap anggota TNI. Mereka yang terlibat dagang, orangnya dan barang bukti diserahkan ke polisi untuk proses hukum. Sementara yang datang untuk bertemu keluarga diserahkan ke Imigrasi untuk dideportasi," jelasnya.