Karanganyar, Gatra.com -- Pemkab Karanganyar, Jawa Tengah, sengaja menyuguh tamu dengan berbagai menu kudapan dan santapan berbahan pangan lokal. Penyedianya dari perusahaan katering skala rumah tangga. Itulah cara Pemkab untuk memberdayakan UMKM serta mempromosikan kuliner khas Karanganyar ke para tamu.
Pejabat Bagian Umum Setda Pemkab Karanganyar Desy Pramudiasty mengatakan makanan yang disuguhkan ke tamu bupati dan kedinasan tak boleh sembarangan. Bagian Umum Setda Pemkab Karanganyar menyiapkan menu-menu khas Karanganyar yang dimasak dari hasil panenan sendiri. Untuk menyediakan menu tersebut, pihaknya bermitra dengan lima sampai enam katering lokal.
"Kita memang harus mengedepankan kuliner lokal. Selain back to nature juga mengutamakan UMKM supaya produknya dipromosikan ke luar dengan hadirnya tamu-tamu kedinasan," katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Senin (17/2).
Jenis kuliner yang disajikan untuk kudapan dan santapan berlainan. Biasanya, makanan ringan seperti gethuk, timus bligo dan kue-kue berbungkus daun pisang. Sedangkan untuk santapan, biasanya menu prasmanan nasi dan sayur serta lauk pauknya. Masakan berkuah dan citarasa kuat paling digemari seperti tengkleng kambing.
Desy mengatakan, pihaknya berburu bahan makanan tradisional yang berpotensi naik daun. Singkong Jalak Towo yang makin dicari, selalu diborong para tamu.
Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Pangan, Perikanan dan Peternakan Karanganyar, Riyanto mengaku lega kuliner lokal makin diminati. Seperti singkong Jalak Towo yang dikreasi menjadi berbagai jenis kudapan. Sejak Perbup No 66 tahun 2019 tentang Pengembangan Panganan Lokal diundangkan, kesempatan UMKM kuliner menembus pasar lebih besar.
"Perbup itu sifatnya imbauan. Silakan menggunakan bahan pangan lokal untuk konsumsi harian maupun sajian formal. Kami mendorongnya," katanya.