Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil surveinya, salah satunya menyangkut persepsi masyarakat terkait perpindahan ibu kota negara. Dari survei tersebut, tidak sedikit masyarakat yang menilai bahwa akses ke Ibu Kota Negara (IKN) yang berada di Kalimantan Timur sangat jauh, sehingga sulit untuk dijangkau.
"Alasan tidak tepat adalah terlalu jauh. Kemudian Kaltim memiliki lapisan gambut rawan kebakaran. Tapi paling tinggi itu karena dianggap terlalu jauh," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, di Jakarta, Ahad (16/2).
Dia merinci, masyarakat yang menganggap Kaltim terlalu jauh ada sebanyak 45,2 persen. Sedangkan alasan lainnya, ialah karena biaya pemindahan Ibu Kota Negara sangat mahal, yakni sebesar 33,3 persen, berpengaruh terhadap roda pemerintahan sebesar 5,2 persen.
Sementara yang menganggap Kaltim bukan wilayah yang tepat bagi pusat pemerintahan ada sebanyak 4,7 persen dan hubungan pemerintah pusat dengan daerah, terutama Jawa semakin jauh sebesar 4,1 persen.
Di sisi lain, masyarakat yang menganggap keputusan pemerintah untuk memindahkan Ibu Kota justru lebih besar, yakni sebanyak 53,8 persen.
"Mayoritas publik, yakni 53,8 persen menyatakan setuju, sementara yang tidak setuju sebesar 30,4 persen," lanjut dia.
Qodari merinci, ada lima alasan mengapa banyak masyarakat setuju ibu kota dipindahkan. Diantaranya adalah, untuk mengurangi kepadatan Jakarta, untum pemerataan pembangunan, menurunkan tingkat esenjangan ekonomi, mewujudkan keadilan sosial, dan karena Kaltim merupakan wilayah paing luas.