Jakarta, Gatra.com – Kementerian Perdagangan terus mengembangkan sektor-sektor potensial untuk memperoleh devisa. Salah satu potensi yang bisa dipasarkan ke luar negeri adalah pada produk animasi. Bentuknya bisa jasa pembuatan, hasil karya berupa tayangan di televisi dan aplikasi digital ataupun produk hasil intelectual property dari sebuah karya animasi.
Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang Pengamanan Pasar, Sutriono Edi mengatakan, pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada pelaku jasa animasi untuk dapat berkembang dan berdaya saing di pasar global. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan, katanya, dengan mengadakan forum internasional.
Kemendag mempertemukan para pelaku dari dalam negeri dengan pelaku animasi dari Korea Selatan pada kegiatan Indonesia-Korea Animation Industry Cooperation Forum, di Jakarta pada tanggal 12-14 Februari 2020.
“Selama ini sektor jasa Indonesia umumnya dikaitkan hanya dengan kuliner dan distribusi maupun perdagangan yang memberikan sumbangan besar terhadap perekomian. Setelah melalui pengamatan diperoleh informasi potensi yang cukup besar pada jasa animator Indonesia yang tersebar di berbagai tempat seperti Jakarta, Jogjakarta, Solo dan Bali,” katanya, dalam keterangan resmi yang diterima Gatra.com (15/02).
Menurut Sutriono, industri animasi Indonesia telah diakui di dunia internasional dengan banyaknya kontribusi para animator Indonesia. Sebut saja beberapa karya animasi terkenal di dunia seperti Lego Movies, Sonic, Rabbids Invation, the Advantures of Tintin dan lainnya melibatkan industri animasi Indonesia.
Sutriono mengatakan, kegiatan Indonesia-Korea Animation Industry Cooperation Forum merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN), Kementerian Perdagangan dengan ASEAN-Korea Center (AKC), The Korea Creative Content Agency (KOCCA), dan Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI).
Sejumlah 16 pelaku animasi Korea Selatan dan 40 pelaku animasi Indonesia berpartipasi pada acara ini. Bersama para pelaku dari Korea Selatan, Sekretaris Jenderal AKC, Mr. Lee Hyuk, dan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Mr. Kim Chang-beom, turut mendampingi dan hadir pada kegiatan forum bisnis.
Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Kemendag, Marolop Nainggolan, menambahkan untuk mengangkat industri animasi Indonesia, Kementerian Perdagangan akan terus mengupayakan pembukaan akses ke pasar Korea Selatan bagi pelaku animasi Indonesia.
“Hari ini kami mempertemukan AINAKI (Asosiasi Industri Animasi Indonesia) dan Korean Animation Producers Association (KAPA) yang telah bersepakat melaksanakan penandatanganan kerja sama (MoU),” katanya.
Sekedar catatan, berdasarkan data Statista, di 2018 nilai pasar industri animasi dunia sebesar USD259 milliar dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD270 milliar pada tahun 2020. (sumber: Statista). Secara khusus untuk industri animasi 3D, Grand View Research menyatakan mempunyai nilai pasar sebesar 13,75 miliar USD pada tahun 2018 dan pertumbuhan rata-rata investasinya antara tahun 2019 hingga 2025 (CAGR) diperkirakan 11.0%.
Sementara itu perkembangan industri animasi Indonesia hingga saat ini belum tercatat dengan baik sehingga data yang dapat disajikan relatif minim. Menurut perkiraan Indonesia Service Dialogue (ISD) pertumbuhan sektor animasi dan video Indonesia pada tahun 2015 adalah 6,8%. Di lain pihak, jumlah pelaku animasi Indonesia belum dapat dicatat dengan baik. Menurut perkiraan AINAKI, terdapat 35 buah studio, dan 5 buah partner industri animasi di Indonesia. Sebagian besar aktivitas pelaku animasi Indonesia adalah service works, yakni sebesar 80% dari kegiatan.
Hendry Roris Sianturi