Semarang, Gatra.com - Sebuah terobosan dilakukan oleh dua stakeholder di bidang ekspor di Kota Semarang, yaitu dengan melakukan pemeriksaan secara bersama dalam produk ekspor.
Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) Tanjung Emas Semarang bersama Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Semarang melakukan pemeriksaan satu kontainer produk olahan kayu ekspor diperiksa di tempat karantina fumigas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Pemeriksaan yang dilakukan dua instansi itu berlangsung di Kantor Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Semarang jalan Deli Semarang, Jumat (14/2) sore.
Kepala KPPBC Tanjung Emas Semarang, Anton Martin mengatakan giat ini dilakukan berawal dari keluhan eksportir.
Menurut Anton, selama ini Balai Karantina dan Bea Cukai dalam melakukan pemeriksaan berjalan sendiri-sendiri, dan harus membongkar barang eksportir, hal itulah yang dinilai oleh eksportir tidak efisien dan efektif sehingga membuat eksportir olahan kayu mengeluh karena barang mereka dibongkar berulangkali.
" Terobosan bersama Karantina ini dilakukan, selain untuk memangkas waktu dan mendorong ekspor, giat itu merupakan inovasi pertama di Indonesia dibidang pemeriksaan olahan kayu eskpor" kata Anton kepada wartawan.
Anton mengatakan, devisa negara yang ada dalam kontainer yang diperiksa adalah senilai Rp700 juta. Pihak eksportir berencana mengirim 5 hingga 7 kontainer setiap pekannya.
Menurut Anton, persaingan untuk merebut pasar produk kayu global juga menjadi salah satu dasar akselerasi pelayanan dokumen lewat giat gabungan.
"Persaingan perdagangan terutama olahan kayu global sangat ketat, tahun lalu Jateng harus bersaing dengan Vietnam, dan tahun ini Myanmar ikut dalam persaingan," ucapnya.
Guna merebut pangsa pasar global, diterangkan Anton inovasi harus terus dilakukan. Dengan target bea keluar mencapai Rp104 miliar, Anton optimis bisa perolehan bea keluar bisa melebihi target tahun ini.
"Olahan kayu eskpor satu-satunya yang dikenakan bea keluar, kalau melihat potensinya dan diimbangi inovasi, kami yakin target tahun ini bisa terlampaui," tuturnya.
Sementara itu, Heri widarta, Koordinator Pejabat Fungsional Karantina Tumbuhan, BKP Kelas I Semarang, menambahkan giat gabungan tersebut jadi pilot project di Indonesia.
"Pemeriksaan dilakukan tempat yang sudah kami siapka,n yaitu di Depo Karantina. Giat ini juga menjadi pilot project pertama, kami berharap joint Inspection ini bisa diterapkan seluruh pelabuhan di Indonesia," tambahnya.