Slawi, Gatra.com - Jumlah pasien demam berdarah (DB) di Rumah Sakit (RS) Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah melonjak drastis. Dalam dua pekan, terdapat 20 pasien penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.
Para pasien rata-rata berusia anak-anak. Mereka dirawat setelah mengalami sejumlah gejala, di antaranya demam tinggi selama beberapa hari. Pihak rumah sakit mengantisipasi lonjakan pasien dengan menambah jumlah tempat perawatan.
Humas RS Mitra Siaga, Sofyan Bahtiar mengungkapkan, pada Januari 2020 terdapat enam pasien demam berdarah yang dirawat. Jumlah itu bertambah pada Februari 2020.
"Jumlah pasien demam berdarah kecenderungan meningkat ya. Kalau di Januari ada enam pasien, di Februari sampai hari ini ada 20 pasien," kata Sufyan, Jumat (14/2).
Menurut Sofyan, para pasien tersebut rata-rata berusia di bawah 15 tahun. Selain berasal dari wilayah di pantura seperti Kecamatan Kramat, terdapat juga pasien dari Kecamatan Tarub, dan Dukuhturi.
"Kami sudah siapkan bed-bed untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien, mudah-mudahan tidak sampai terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Tapi kami sudah siap mengantisipasi. Untuk anak-anak 30 bed, kalau perlu penambahan juga bisa ditambah," ujarnya.
Salah satu orang tua pasien, Indayanti (41) mengungkapkan, anaknya yang berusia 10 tahun dirawat di rumah sakit sejak Selasa (11/2) setelah mulai mengalami demam tinggi pada Jumat (7/2) malam.
"Hari Selasa saya bawa ke Puskesmas dan lab, dan dicek trombositnya turun, dan positif DB. Jadi disuruh dirawat, dirujuk ke rumah sakit," ungkapnya.
Sementara itu, dokter umum RS Mitra Siaga, Rahmatullah mengatakan, masyarakat perlu memahami gejala dan fase demam berdarah agar penanganan yang dilakukan tidak terlambat. Gejala yang khas dialami yakni demam tinggi, lesu, dan bintik-bintik di kulit.
Menurut Rahmatullah, jika mengalami demam tinggi yang tidak turun selama satu hingga tiga hari, maka harus segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dicek. Sedangkan jika demamnya naik turun, maka kemungkinan demam biasa.
"Demam berdarah itu sifatnya akut, demamnya tidak turun-turun dari pagi sampai sore hari. Kalau satu atau dua hari demam tinggi tak turun-turun sebaiknya harus segera diperiksakan darahnya untuk memastikan trombositnya berkurang atau normal," jelasnya.
Adapun fase demam berdarah yang harus diwaspadai agar tidak terkecoh, yakni ketika demam yang dialami penderita tiba-tiba turun drastis. Hal ini bukan berarti penderita tersebut sembuh. Tapi justru merupakan fase kritis yang jika tidak ditangani cepat bisa menyebabkan penurunan tekanan darah drastis, pendarahan pada hidung dan kulit, hingga berujung kematian.
"Fase ini biasanya terjadi tiga sampai tujuh hari sejak demam. Pasien harus dipantau ketat agar tidak kekurangan atau kelebihan cairan," terang Rahmatullah.