Jakarta, Gatra.com - Kebun Raya Bogor diuusulkan untuk ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) UNESCO. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengelola dari Kebun Raya Bogor mengatakan Inisiasi pengusulan Kebun Raya Bogor menjadi Situs Warisan Dunia dimulai sejak 25 September 2017.
Dijelaskan oleh Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R. Hendrian, sejak didirikan pada 18 Mei 1817, Kebun Raya Bogor berkembang dari sebuah tempat aklimatisasi tumbuhan tropika menjadi pusat riset botani tropika dunia yang juga melahirkan lembaga-lembaga penelitian lainnya di Indonesia.
"Sebelum disebarluaskan ke seluruh dunia dan menjadi komoditas perkebunan yang penting, awalnya kelapa sawit diaklimatisasi terlebih dahulu di Kebun Raya Bogor. Selain itu, Kebun Raya Bogor diduga berasal dari kawasan hutan Samida. Saat ini Kebun Raya Padova di Italia tercatat sebagai Kebun Raya tertua di dunia dengan usia 475 tahun," kata Hendrian saat hadir dalam Talkshow 500 Tahun Konservasi Tumbuhan : Batu Tulis Hingga Kebun Raya Bogor di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (14/2).
Baca juga: Jokowi Ingin Kebun Raya Bogor Jadi Seperti Kebun Botani Singapura
Selain itu, Hendrian menjelaskan, Kebun Raya Bogor tidak hanya penting dari sudut pandang penelitian, konservasi tumbuhan, pendidikan, wisata & jasa lingkungan. Menurtnya, Kebun Raya Bogor juga sarat dengan aspek sejarah, budaya, ekonomi dan bahkan juga tata kota.
"Pembicaraan tentang Kebun Raya, terutama Kebun Raya Bogor, adalah pembicaraan yang tanpa akhir dan akan selalu menarik, Tutur Hendrian.
Sementara itu, peneliti etnobotani Pusat Penelitian Biologi LIPI, M. Fathi Royyani menjelaskan bahwa pada masa kerajaan Tarumanegara Raja Purnawarman meletakkan pondasi kebijakan pembangunan yang mempertimbangkan aspek ekologi dan konservasi lingkungan.
Sementara pada masa kerajaan Pajajaran, pelestarian lingkungan dilakukan dengan cara menanam jenis-jenis yang dianggap penting pada saat itu, yakni untuk memenuhi ritual tradisi.
"Mereka menanam jenis-jenis pohon yang digunakan untuk ritual di kawasan yang disebut Samida yang lokasinya sekarang diduga terletak di Kebun Raya Bogor," pungkas Fathi.