Mayat tersebut ditemukan pemilik warung soto yang berdagang di selatan Waduk Lalung, Supriyanto (28). Ia mencium aroma kurang sedap sejak tiga hari lalu. Awalnya ia mengira bangkai tikus. Supaya tidak mengusik pelanggannya, ia pun mencari sumber bau untuk kemudian membuangnya jauh-jauh.
"Mayat bayi kemungkinan sudah bau busuk sekitar tiga hari di sini. Saya cari sumber bau busuknya enggak ketemu. Baru hari ini tadi saya temukan ternyata bayi di samping barat warung," ucapnya kepada wartawan.
Mayat tersebut ditemukan di dalam kardus yang tersegel lakban. Lantaran sumber bau dari situ, ia memberanikan diri membukanya. Mayat dalam kardus itu dibungkus selimut yang juga dililit lakban.
"Saya buka selimutnya, ternyata jasad bayi yang sudah membusuk. Kaki dan kepalanya terbentuk, namun badannya sudah hancur karena membusuk dan dikerumuni kutu. Itu ternyata sumber bau yang selama ini saya cari," ucapnya.
Setelah membuka kardus dan selimut, Supri mendapati jasad bayi tersebut dalam posisi meringkuk. Mendapati hal itu, ia dan ibundanya langsung melapor ke petugas di Kelurahan Lalung dan ke polisi.
"Sempat mau dikubur saja, tapi enggak jadi. Lebih baik dilaporkan polisi", katanya.
Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Ismanto Yuwono mengatakan menurut hasil pemeriksaan tim Inafis Polres Karanganyar, Bayi sudah membusuk selama tujuh hari.
"Sudah dilakukan pemeriksaan, diperkirakan bayi berada di situ selama tujuh hari. Sulit mengetahui jenis kelamin karena tubuhnya hampir hancur. Setelah ini jasad bayi akan dibawa di RS Dr Moewardi untuk dilakukan autopsi terkait bayi meninggal setelah dilahirkan ataupun meninggal di dalam kandungan," ujarnya.
Sebelumnya, mayat bayi ditemukan pemancing ikan di Sungai Dimoro, Karangpandan, Minggu (19/1) malam. Diduga, bayi berusia kandungan 7 bulan itu sengaja dibuang orangtuanya.