Surabaya, Gatra.com - Tim Riset Pilkada Institut Teknologi 10 November (ITS) menggelar polling pilwali Surabaya, Jumat (14/2). Polling tersebut digelar untuk mengetahui trend sosok bakal calon wali kota (Bacawali) yang diinginkan masyarakat.

Polling itu menilai sosok bacawali dengan skor 1 sampai 5. Hasil pollingnya, masyarakat banyak yang mendambakan sosok calon wali kota yang jujur. Skornya, mencapai 4,75 dari skala 5 yang tertinggi.

Yang kedua, adalah sosok cawali dengan kemampuan menyelesaikan pelbagai permasalahan di Surabaya yang mencapai skor 4,4. Antara lain, masalah ekonomi, lingkungan, pendidikan, sosial, dan kesehatan.

Tenaga Ahli Tim Survei Pilkada Agnes Tuti Rumiati mengatakan, kejujuran erat kaitannya dengan kemampuan sosok cawali. Meski, menurutnya, banyak responded mengakui jika kondisi di Surabaya memang sudah bagus.

"Tapi justru, hal itu menjadi perhatian utama. Bagaimana cawali mempertahankan kondisi itu. Tentu, membutuhkan kapabilitas yang tingi," kata Agnes di gedung Graha Pena Surabaya, Jumat (14/2).

Agnes mengatakan, dengan hasil polling itu, tentu partai politik harus mengusung cawali yang memang punya tingkat kejujuran dan kapabilitas yang tinggi. Apalagi, masyarakat sudah sejak lama tidak terlalu peduli dengan isu-isu SARA, gender dan hal lain yang di luar dua kriteria tertinggi tersebut.

Agnes menyatakan, berdasarkan data, trend cawali yang kaitannya dengan kriteria soal SARA, hanya menduduki skor 2. Hal ini, lanjutnya, menunjukkan cara berpikir masyarakat yang dewasa dan rasional. "Kami tidak melihat hasil polling dari masyarakat di kawasan tertentu di Surabaya. KArena memang angka hasil pollingnya merata," jelas Agnes.

Menurutnya, cawali yang nantinya mumpuni dalam pemerintahan akan tercermin pada kapabilitasnya. Meski demikian, dia tidak langsung mengasumsikan bahwa cawali dengan background di pemerintahan adalah yang paling ideal.