Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Sesditjen P2P Kemenkes), Achmad Yurianto membantah kabar seorang warga asing asal Cina positif terinfeksi Covid-19 (Corona Virus Disease) saat berada di Bali.
Diketahui, warga Cina bernama Jin terkonfirmasi positif pada 5 Februari oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit kota Huainan, Cina. Sebelumnya, pasien tersebut sempat berkunjung ke Indonesia pada 22 Januari melalui penerbangan Lion Air Wuhan-Bali dan kembali ke Cina pada 28 Januari, dengan penerbangan Garuda Indonesia Bali-Shanghai.
"Kita melihat perhitungan waktu, kalau seandainya tanggal 5 terkonfirmasi positif, artinya sudah melewati masa inkubasi. Rata-rata positif di Cina itu saat masa inkubasi hari ke-10. Jika dihitung dari tanggal 5 mundur 10 hari, ketemunya tanggal 27-28," ujar Yuri di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (12/2).
"Kalau seandainya tanggal 27, kami mencoba melakukan kajian analisa data di provinsi Bali sampai tanggal itu ternyata kita sudah menerima spesimen pemeriksaan sebanyak 14 orang dari Bali. Di mana, hasil tesnya 14 orang itu (2 WNI dan 12 bukan WNI) semua negatif," sambungnya.
Yuri menyebut bahwa Kemenkes juga telah mengkonfirmasi maskapai yang disebut dan memang benar ada penumpang atas nama Jin yang melakukan penerbangan. Dalam penerbangan Lion Air ada dua yang bernama Jin, satu anak-anak dan satu dewasa. Sementara, di penerbangan Garuda Indonesia terdapat enam orang bernama Jin. Kecurigaan muncul pada 2 orang bernama Jin di penerbangan Lion Air.
Yuri memastikan, pada periode itu tidak ada data ILI (Influenza Like Illness) yang mengalami peningkatan. Dilengkapi dengan survei pneumoni berat, angkanya pun tidak ada yang berubah. Sehingga, kemungkinan masuknya virus pada tanggal 27, itu pun kecil.
"Kita liat tanggal 28. Kita coba cari data apa saja yang dilakukan oleh Jin di Shanghai. Ternyata, aktivitas yang patut kita duga dia turun dari bandara, naik taxi, naik kendaraan umum, jalan ke sana ke mari sangat mungkin dihadapkan pada ILI yang menimbulkan terjadinya penularan. Namun kita akan selidiki alternatif mana sih yang paling mungkin menular," tandasnya.