Slawi, Gatra.com - Penyebaran virus corona ke sejumlah negara berdampak pada ekspor Melati dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pengiriman turun 30 persen.
Salah satu petani Melati di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Wiryono (45) mengatakan, munculnya wabah virus corona berdampak pada ekspor Melati ke Singapura.
"Ekspor ke Singapura terdampak sedikit. Pengiriman turun 30 persen karena sebagian market di Singapura sepi, tidak ada pembeli," ujar Wiryono, Kamis (13/2).
Dia mengungkapkan, biasanya jumlah Melati yang diekspor ke Singapura mencapai satu ton per minggu. Jumlah itu berkurang menjadi sekitar 700 kilogram per minggu.
"Biasanya ke Singapura pengiriman dalam satu minggu bisa tiga sampai empat kali, sekarang minggu ini berhenti," ujar Wiryono.
Sedangkan pengiriman ke negara-negara lainnya, seperti Malaysia dan Arab Saudi menurut Wiryono belum terdampak wabah virus corona. Ekspor melati ke Negeri Jiran mencapai satu ton per minggu, sementara ke Arab Saudi mencapai dua hingga tiga ton per minggu.
"Malaysia dan Arab Saudi yang masih jalan. Pasokan ke sana lancar, permintaan tetap ada," ujar Wiryono.
Berbeda dengan Thailand yang pengirimannya juga terhenti. Ekspor ke Negeri Gajah disebut Wiryono terhenti karena pengaruh cuaca. "Di sana sudah kemarau jadi bunga lokal sudah banyak. Kalau biasanya seminggu bisa enam sampai tujuh ton, sekarang sama sekali nggak ambil," ungkapnya.
Menyusul dampak virus corona terhadap jumlah melati yang diekspor, Wiryono mengalihkan pengiriman melati ke pabrik-pabrik teh di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Pengirimannya mencapai 200 kilogram per hari.
"Pengiriman ke pabrik rutin setiap hari karena kebutuhan pabrik besar dan sebagai persiapan menyetok untuk bulan puasa dan lebaran," jelasnya.
Menurut Wiryono, harga melati kualitas ekspor Rp50 ribu per kilogram. Adapun harga melati yang dikirim ke pabrik-pabrik teh saat ini Rp28 ribu per kilogram. "Minggu lalu harga pabrik Rp22 ribu. Paling tinggi Rp35 ribu," sebutnya.