Jakarta, Gatra.com- Sebagai bentuk komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah, MNC Sekuritas kembali menggelar acara Investor Gathering & Corporate Forum 2020 pada hari Rabu (12/02/2020). Ajang pertukaran informasi seputar pasar modal yang mengangkat tema "Domino Effect of Painball" ini dihadiri oleh ± 400 nasabah terpilih MNC Sekuritas, baik nasabah ritel maupun institusi.
Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina menjelaskan pasar modal Indonesia dipengaruhi oleh faktor global dan internal yang perlu dicermati karena berpotensi menyebabkan efek domino. Investor yang handal mampu beradaptasi dan mempersiapkan diri dalam kondisi apapun.
“Nasabah MNC Sekuritas kini berjumlah lebih dari 75.000 per Januari 2020. Dengan basis nasabah yang luas dan tersebar di berbagai kota di Indonesia, acara ini menjadi ajang pertemuan antara manajemen dan praktisi pasar modal dengan nasabah sehingga dapat memperkaya wawasan nasabah mengenai prediksi ekonomi khususnya saham pada tahun ini," ucap Susy melalui rilis yang diterima Gatra, Kamis (13/2/2020).
Beberapa pembicara yang turut meramaikan acara Investor Gathering tahun ini, antara lain: Kepala Unit Kajian dan Analisis Ekonomi Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Heidy Ruswita Sari, Founder Feng Shui Consulting Indonesia (FSCI) Yulius Fang, Direktur Utama PT MNC Vision Networks Tbk Ade Tjendra, Direktur Keuangan PT PP Presisi Tbk Benny Pidakso, dan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk Oktavia Budi Raharjo.
Dalam pembukaan acara, Susy memaparkan MNC Sekuritas berhasil mencatatkan pertumbuhan nasabah, point of sales dan total nilai transaksi yang positif sepanjang tahun 2019. Untuk semakin meningkatkan kinerja Perseroan, Susy optimis go digital menjadi jawaban. Otomasi dalam kegiatan operasional perusahaan juga menjadi perhatian manajemen tahun 2020 ini.
Tak heran, berbagai produk digital telah dikembangkan Perseroan, di antaranya: platform online trading MNC Trade & MNC Trade Syariah, program menabung saham MNC GEMESIN Plus, aplikasi mobile stock-screening MNC StockRadars, platform virtual trading saham MNC Virtual Trading, menu Philanthropy (MNC Wakafku, MNC Zakatku, MNC Infakku), dan MNC Gadai Saham.
Head of Institutional Research Thendra Crisnanda mengungkapkan perkembangan pasar modal Indonesia tahun 2020 masih diperhadapkan pada ketidakpastian global dan domestik. Penyebaran virus Wuhan Corona menimbulkan kekhawatiran yang berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi dunia. Selain itu, efek domino dari isu gagal bayar pada beberapa lembaga keuangan dan pasar modal Indonesia menjadi faktor dominan yang mendorong penurunan Indeks dan likuditas nilai transaksi rata - rata di BEI mencapai 30%.
Di sisi lain, lanjut Thendra, penurunan IHSG yang signifikan saat ini dinilai dapat menjadi momentum yang baik bagi investor untuk kembali mengakumulasi saham - saham yang berfundamental baik dan menawarkan dividen yang menarik.
Sektor Konsumsi, Perbankan, Telekomunikasi dan Pertambangan Emas masih menjadi pilihan sektoral yang menarik di tahun 2020. MNC Sekuritas merekomendasikan HMSP, GGRM, ASII, BBRI, BBNI, MDKA dan ITMG.
"IHSG diperkirakan dapat kembali bertumbuh secara moderat ke level 6.371 dengan tingkat probabilitas sebesar 45% hingga pertengahan tahun 2020. Skenario pesimis IHSG berada pada level 5.601 apabila belum adanya kepastian atas penyelesaian isu domestik," katanya.
Melengkapi strategi investasi tersebut, Head of Retail Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang merekomendasikan para investor untuk melakukan pembelian secara bertahap, sementara itu trader dapat menerapkan strategi Swing Trade 0.5% - 2% untuk mendapatkan keuntungan.
Di sisi lain, Head of Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memperkirakan pasar obligasi di tahun 2020 masih akan memberikan imbal hasil yang positif kepada investor didukung oleh faktor luar dan dalam negeri, yaitu ekspektasi suku bunga acuan Bank Sentral Amerika yang tidak berubah hingga akhir 2020, serta sinyal pertumbuhan ekonomi domestik yang cenderung melandai sehingga membuka peluang kembali turunnya suku bunga acuan.
Oleh sebab itu, Made memprediksi pasar surat utang akan memberikan kinerja yang positif dengan estimasi total imbal hasil di tahun 2020 berkisar antara 7% - 9%. Pihaknya merekomendasikan seri Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun 15 tahun yang masih menunjukkan tingkat imbal hasil yang cukup atraktif dengan ketersediaan likuiditas di pasar sekunder yang cukup besar. Beberapa seri diantaranya selain seri acuan seperti FR81 (5 tahun), FR82 (10 tahun) dan FR80 (15 tahun) adalah seri - seri berikut ini: FR56, FR59, FR64, FR71, FR78, FR73, FR65 dan FR68.