Home Teknologi BPPT: LCI Penting Untuk Kelola Bahan Baku Industri Nasional

BPPT: LCI Penting Untuk Kelola Bahan Baku Industri Nasional

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengusulkan adanya penggunaan teknologi berupa database untuk pengelolaan bahan baku Industri Nasional.
 
Hal ini menanggapi arahan Presiden Joko Widodo dalan Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Ketersediaan Bahan Baku Bagi Industri Besi dan Baja, di Kantor Presiden, Rabu (12/2/2020).
 
"Untuk menjaga ketersediaan bahan baku industri, khususnya besi dan baja, kami usulkan pembangunan Life Cycle Inventori (LCI) untuk Ketersediaan Bahan Baku Industri Baja dan Besi," Ujar Hammam Kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
 
Akselerasi industri manufaktur dunia, sejak 20 tahun yang lalu telah didukung oleh World Industrial Life Cycle Inventory (LCI) Database. Sehingga menurut Hammam, Indonesia perlu menggenjot LCI karena hingga kini, Indonesia belum memiliki atau menentukan lembaga khusus yang mengelola database LCI Industri di Indonesia. 
 
"Di era Revolusi Industri 4.0, Database LCI ini penting untuk dikelola suatu negara. BPPT sebagai Lembaga Pengkajian dan Penerapan, kami siap jika ditunjuk untuk melakukan peranan strategis ini," Jelas Hammam.
 
Disebutkan Hammam, LCI ini di kelola secara independent oleh BPPT yang terpisah dari Regulator atau Verifikator, dan mendukung Revolusi Industri 4.0.  Keberadaan Indonesia LCI Database ini merupakan dukungan output Industrial Revolution 4.0 melalui Technology Selection, Technology Clearing House (TCH), Audit Teknologi.
 
"Industrial Life Cycle Inventory (LCI) yang dibangun mendukung Kementerian Teknis sebagai National Regulatory di Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan  Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM)," Jelas Hammam.
 
"Adanya Database LCI ini juga akan meningkatkan eksistensi Indonesia, dalam menjawab isu regional dan global. Seperti sertifikasi produk hijau (Environmental Product Declaration), Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN GRK), Circular Economy dan Energy Conservation untuk mendukung daya saing Industri dan Inovasi Produk Nasional," Pungkasnya.
214