Karanganyar, Gatra.com - Museum Atsiri di Plumbon, Tawangmangu membangkitkan kembali industri ekstrak tanaman beraroma terapi. Di museum ini juga berisi edukasi tentang kekayaan Indonesia di tanaman minyak atsiri atau essential oil.
Direktur Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairina mengatakan PT Rumah Atsiri Indonesia mengambil alih dan merevitalisasi bangunan pabrik menjadi tempat rekreasi Rumah Atsiri. Rumah Atsiri terletak di Desa Plumbon, Jl. Watusambang, Tawangmangu, Jawa Tengah dan mulai dibuka untuk umum pada Mei 2018.
"Awalnya suka dengan bangunan berarsitek kolonial. Lalu dibeli. Terus setelah itu kita dalami lagi sampai akhirnya terpikir untuk membuka rumah atsiri," ungkapnya usai peresmian Museum Atsiri Indonesia oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Rabu sore (13/2).
Rumah Atsiri Indonesia juga memiliki berbagai macam kelas yang dapat pengunjung ikuti.
Workshop Rumah Atsiri Indonesia meliputi eksperimen dan aktivitas untuk anak dan dewasa, memiliki kelas yang beragam mulai dari membuat bath bomb dan lilin aromatic hingga membuat minyak aroma sendiri.
Di Aromatic Garden / Taman Koleksi Rumah Atsiri Indonesia, pengunjung bisa menikmati pemandangan taman bunga yang indah dan berwarna-warni serta dapat melihat lebih dari 80 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dari Indonesia dan mancanegara yang masing-masing tanamannya memiliki cerita, aroma dan karakteristiknya masing-masing.
Banyak aktivitas menarik yang di tawarkan antara lain tour Aromatic Garden melihat koleksi puluhan jenis tanaman atsiri, jelajah musium essential oil, menikmati sajian restoran dengan cita rasa khas atsiri dan aneka workshop pembuatannya.
Sementara itu Gubernur Ganjar dibuat terkesima tiap memasuki satu persatu gedung. Pada masa silam, tempat wisata itu merupakan pabrik minyak Atsiri yang diprakarsai oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno yang bekerjasama dengan Bulgaria pada tahun 1963 silam. Setelah mati puluhan tahun, tempat itu kembali difungsikan mulai pertengahan 2018.
"Dari sini saja kita bisa tahu betapa kayanya negeri ini. Itu yang membuat kita dijajah,"katanya.
Ganjar juga mengatakan, saat bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Prancis, dirinya sempat menyinggung soal minyak atsiri. Menurut Ganjar, sangat besar peluang Indonesia, Jawa Tengah khususnya untuk turut andil dalam pasar minyak atsiri di sana.
"Saya pernah menemani penjualan minyak atsiri, dan ternyata kita tidak bisa menjual. Penjual terbesar di Asia adalah Singapura. Tahu tanamannya dari mana? Indonesia. Mudah-mudahan pengelola bisa membuatkan narasi untuk Rumah Atsiri ini, sehingga kita bisa melakukan lompatan," pungkasnya.