Chicago, Gatra.com - Boeing tidak memungkinkan untuk mencapai tingkat produksi 57 unit per bulanan yang telah ditargetkan untuk 737 MAX dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini karena keterlambatan dalam persetujuan peraturan.
Chief Financial Officer Boeing, Greg Smith menyebutkan Boeing sedang membangun 52 pesawat MAX per bulan sebelum pesawat itu dikandangkan Maret lalu setelah dua kecelakaan fatal. Akibatnya hal itu memperlambat tingkat produksi dan akhirnya memacu pembekuan produksi mulai Januari tahun ini.
"Ketika kami memperoleh kepercayaan dalam kerangka waktu kapan larangan akan dicabut, saat itulah kami akan menilai kembali dan mulai membuat antrean," kata Smith pada konferensi investor dikutip dari Reuters, Kamis (13/2).
Persetujuan A.S untuk 737 MAX untuk terbang lagi sekarang diharapkan pada pertengahan tahun dan Boeing mengatakan akan perlahan-lahan melanjutkan produksi sebelum pesawat diizinkan kembali ke udara.
"Tetapi tingkat output bulanan akan sangat tergantung pada pemasok program, dan target 57 per bulan tidak akan tercapai untuk "beberapa tahun," katanya.
Pemasok perusahaan telah melepaskan pekerjaan dan kapasitas untuk mengatasi penghentian produksi. Sementara itu mencegah kekacauan, eksekutif dirgantara khawatir industri mungkin tidak dapat meningkatkan pabrik cukup cepat ketika pesawat memperoleh persetujuan untuk terbang lagi.
Untuk diketahui dua 737 MAX menagalami kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang.
Berbicara secara terpisah di Singapore Airshow, eksekutif Boeing memperingatkan bahwa kekhawatiran tumbuh akibat dampak pembatasan perjalanan ke dan dari China setelah pecahnya coronavirus, menambah kekhawatiran baru-baru ini atas ketegangan perdagangan dan tanda-tanda siklus industri sedang memuncak.