Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memprediksikan akan adanya kenaikan harga gula menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Penyebabnya, stok gula yang semakin menipis, sementara pemerintah hingga hari ini belum juga melaksanakan impor komoditas ini.
"Kalau tidak ada kepastian tambahan akan semakin langka, khususnya kebutuhan konsumen dan industri juga, karena riilnya gula kristal putih juga untuk rumah makan dan hotel. Kalau tidak ada impor dalam waktu dekat, akan menjadikan harga akan terus naik," ujar Staf Ahli AGI, Yadi Yusriyadi, dalam konferensi press Sugar Outlook 2020 di Gedung RNI, Jakarta, Rabu (12/1).
Baca juga: Harga Gula Pasir di Kota Sibolga Lampaui Harga HET Pemerintah
Yadi menjelaskan, saat ini saja pasokan gula kristal putih (GKP) sudah mulai langka. Bahkan, GKP juga sudah semakin jarang ditemukan di toko-toko ritel, baik super market atau mini market.
Langkanya pasokan GKP, secara otomatis membuat harga gula semakin mahal. Di pasar, harga gula bahkan sudah melebihi Rp14.000 per kg. Tidak hanya itu, harga gula di pemilik, atau dalam hal ini pabrik dan pedagang besar, juga telah mencapai Rp12.000 per kg.
"Ini saja udah Rp12.000 per kilogramnya di pemilik. Apalagi kalau sudah masuk ke pasar dan pedagang eceran. Ini pasti akan lebih mahal," ucap Yadi.
Baca juga: Jelang Lebaran, Harga Gula Mulai Naik
Karenanya, untuk menghindari lonjakan harga gula, asosiasi meminta kepada pemerintah untuk menyegerakan impor, yang setidaknya harus dilakukan sebelum musim giling tiba, yakni sekitar bulan April hingga akhir Mei.
"Makanya kita harus segera impor dan ini harus dilakukan sebelum masa giling tiba. Karena kalau sudah masa giling, stok gula kita sudah akan banyak lagi, karena kan di mana-mana sudah produksi [gula]," ujar Yadi.