Home Politik Maju Pilwakot Semarang, Ini Program Prioritas Gus Roni

Maju Pilwakot Semarang, Ini Program Prioritas Gus Roni

Semarang, Gatra.com - Khoironi, seorang kyai muda yang maju sebagai bakal calon wali kota Semarang jalur independen dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2020 menyoroti kurangnya bantuan bagi guru ngaji, guru TPQ, dan guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Madrasah Tsanawiyah atau MTs.
 
"Salah satu yang saya ingin perbaiki adalah kurangnya bantuan bagi para guru ngaji, guru TPQ, dan guru honorer di MI atau MTs," ujarnya saat ditemui Gatra.com, Selasa (12/2).
 
Gus Roni, demikian dia akrab disapa mengaku mengetahui dengan pasti kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru-guru yang bergerak dalam dalam bidang ilmu agama itu.
 
"Saya paham betul karena saya juga punya pondok, mengasuh santri, mengajar ngaji, dan lain sebagainya. Saya cuma ingin guru-guru agama sejahtera," imbuhnya.
 
Selain itu, penyederhanaan birokrasi dan program pengentasan kemiskinan  menjadi prioritas pria berumur 35 tahun ini. Apalagi, ia melihat masih banyak masalah-masalah sosial yang terjadi di Kota Semarang.
 
"Masih banyak hal yang harus diperbaiki dari Kota Semarang, baik dari birokrasi, pembangunannya, dan kesejahteraan warganya karena kami lihat masih banyak masyarakat miskin, dan pengangguran," jelasnya.
 
Untuk itu, katanya, pelatihan wirausaha bagi para pelaku UMKM menjadi program prioritas ke depannya. 
 
"Saya percaya kalau UMKM maju dan berkembang, maka akan semakin banyak pengangguran yang dientaskan lewat jalan itu. Otomatis pengangguran berkurang dan kesejahteraan masyarakat meningkat," terangnya
 
Menurutnya, pilihan maju sebagai pasangan independen bersama dengan Adi Wiratno merupakan bentuk perlawanan terhadap hegemoni partai politik di Jawa Tengah yang saat ini masih didominasi oleh partai berlambang banteng bermoncong putih.
 
"Dengan adanya jalur independen ini saya berharap dapat membawa angin segar bagi dunia politik di Kota Semarang. Dapat mewujudkan Kota Semarang yang gemah ripah loh jinawi. Siapapun dapat berkompetisi dalam Pilkada, pesta demokrasi milik kita bersama bukan milik sebagian masyarakat atau partai politik semata," paparnya.
557