Tegal, Gatra.com - Bulog Pekalongan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal, Jawa Tengah menggelar pasar murah untuk menstabilkan harga bawang putih yang melambung imbas penghentian impor dari Cina, Rabu (12/2). Stok bawang putih yang disiapkan sebanyak satu ton.
Dalam pasar murah yang digelar di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat itu, Bulog menyediakan sejumlah komoditas bahan pokok dengan harga di bawah harga pasar, antara lain beras, bawang putih, dan minyak goreng.
Keberadaan pasar murah ini langsung diserbu warga. Mereka kebanyakan membeli bawang putih menyusul kenaikan harga bahan untuk bumbu masak itu di pasar tradisional.
Salah satu warga, Evi (36) mengaku terbantu dengan digelarnya pasar murah tersebut. "Sekarang ini kan harganya pada naik, apalagi bawang putih. Jadi membantu sekali karena harganya lebih murah," katanya.
Evi membeli bawang putih setengah kilogram dengan harga Rp17.000. Harga ini lebih murah daripada harga di pasar. "Kalau di pasar 17.000 cuma dapat seperempat," ungkap warga Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat ini.
Ketua Tim Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Bulog Pekalongan Abdullah menjelaskan, pasar murah digelar bekerjasama dengan TPID Kota Tegal untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan.
"Kegiatan ini diharapkan sebagai counter harga atau acuan harga pedagang lain di pasar tradisional atau di toko-toko. Ini kita fokus ke semua komoditi. Karena bawang putih memang lagi tinggi harganya, kita ikutkan," ujar Abdullah.
Abdullah mengatakan, Bulog memiliki persediaan bawang putih sebanyak satu ton untuk stabilisasi harga di wilayah eks Karesidenan Pekalongan. Komoditas itu dijual dalam pasar murah dengan harga Rp34.000 per kilogram. Sedangkan harga di pasar tradisional mencapai Rp53.000 per kilogram.
"Persediaan kami ada satu ton. Bisa cukup sampai dua sampai tiga minggu ke depan. Harapannya tidak sampai dua minggu ke depan harga bisa turun kembali dengan adanya KPSH," ucapnya.
Menurut Abdullah, pasar murah tersebut akan rutin digelar sampai 31 Desember 2020. Pelaksanaannya di lokasi yang berbeda-beda di seluruh wilayah eks Karesidenan Pekalongan.
"Kita berharap di semua wilayah ada KPSH road to atau goes to ke kecamatan, instansi atau ke kelurahan untuk mendekatkan pangan ke masyarakat," ujarnya.