Home Olahraga Jaga-jaga Badminton di Olimpiade

Jaga-jaga Badminton di Olimpiade

PBSI sudah menyiapkan 18 atlet prioritas untuk capai limit kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Sektor ganda putra masih menjadi andalan Indonesia meraih medali. Sebagai penunjang, Kemenpora kucurkan duit Rp18,6 miliar.  


Puluhan atlet Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sudah berpeluh keringat di Gedung Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Senin sore lalu. Sejak pukul 15.00 WIB, latihan sudah dimulai. Ada lima sektor yang membatasi dua lapangan. 

Dari sisi timur ada nomor ganda putri dan ganda campuran. Sedangkan sisi barat khusus nomor tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putra. Tiap sektor diampu empat orang pelatih.

Hari itu, hampir semua sektor melakukan latihan fisik. Seperti sprint pendek bolak-balik, gerakan maju-mundur, menyilang serta melompat, dan begitu seterusnya. Sedangkan di sisi timur, sektor ganda putri dan ganda campuran melakukan sparing antar-atlet. Di antara yang lain, ada sosok terpisah untuk sektor tunggal putri yang berada tepat di tengah-tengah lapangan.

Bilqis Pradista, 16 tahun, ia merupakan atlet junior yang sedang digembleng sang pelatih. Ratusan kali ia menerjang kok yang dilempar ke arahnya dengan kekuatan penuh. Sang pelatih, tak lain adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia kelahiran Surabaya, Minarti Timur. Ia terus menyemangati Bilqis dengan ujaran-ujaran Jawa Timur-an.

Bilqis menyambutnya dengan penuh gairah: berlari ke kiri, ke kanan, mundur ke belakang, dan melompat serta melakukan smes. Tiap kok yang masuk, Minarti akan berteriak, “Bagus!” Seusai latihan, Bilqis langsung membereskan ratusan kok yang berhamburan di sisi lapangan, lantas menghimpun ke dalam wadah besar berisi ribuan kok.

Sosok Bilqis yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah merupakan salah satu diorama yang muncul ketika para atlet senior sedang berjibaku pada Kejuaraan Beregu Asia 2020 atau Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020 yang sedang berlangsung sejak 11-16 Februari 2020 di Manila, Filipina.

Jadi, harap maklum jika kandang pelatnas PBSI kosong oleh atlet senior, lantaran mereka sudah mengirimkan sebanyak 20 atlet pada kejuaraan BATC 2020. Ke-20 atlet itu terbagi atas 10 atlet putra dan 10 atlet putri.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Achmad Budiharto, mengakui ajang BATC 2020 di Manila, Filipina, juga merupakan bagian dari persiapan atlet menuju Olimpiade Tokyo 2020. Ada 18 atlet yang mendapatkan hak prioritas untuk mengejar limit kualifikasi agar lolos Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang.

Dari 18 atlet tersebut, pria yang akrab disapa Budi ini mengatakan nantinya hanya ada 16 atlet saja yang ikut Olimpiade jika semuanya berhasil lolos di tiap nomor. “Maksimalnya ada 16 atlet yang akan lolos dari masing-masing nomor. 

Tunggal putra dua, tunggal putri dua berarti empat. Lalu ganda masing-masing nomor ada dua pasang dengan beberapa ganda yang kita punya sekitar 12 atlet. Berarti total ada 16 atlet yang akan lolos,” kata Budi kepada wartawan GATRA Muhammad Guruh Nuary.

Munculnya 18 atlet prioritas, sambung Budi, adalah untuk berjaga-jaga. Ia menjelaskan, jaga-jaga yang dimaksud adalah ketika atlet yang sedang running dan masuk dalam limit Olimpiade berhalangan hadir, maka ketika itu mereka butuh back-up agar Indonesia selalu siap. Untuk poin-poin yang mencapai limit, Budi mengatakan terus berjalan dan akan mencapai puncak perhitungannya pada akhir April nanti.

Namun, ia menerangkan, Indonesia punya beberapa kandidat yang sudah cukup aman untuk lolos ke Olimpiade. “Sebagai contoh di ganda putra, dari delapan besar ketentuan, kita sudah ada tiga pasang yang bisa menjadi kandidat. Pasangan ‘Minions’, ‘The Daddies’, dan Rian/Fajar. Ketiganya qualified untuk bisa masuk ke Olimpiade. Namun [setiap nomor] kita hanya boleh dua saja tiap negara yang boleh masuk,” ia memaparkan.

Sedangkan di tunggal putra, dua pemain sudah cukup aman, Anthony Sinisuka Ginting di posisi kelima dan Jonatan Christie di posisi ketujuh dunia. Kemudian di ganda putri ada pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu. “Tunggal putri, ada Gregoria Mariska di posisi ke-23, kita berharap sih bisa lebih dari satu untuk di tunggal putri,” ia menambahkan.

Sementara itu, di ganda campuran, Budi melanjutkan, ada satu pasangan sudah cukup solid Praveen Jordan dan Melati yang ada di posisi lima dan Hafiz Faisal-Gloria Emanuelle Widjaja yang berada di peringkat delapan dunia. Menurutnya, kedua pasangan tersebut masih harus bekerja keras.

Untuk mencapai poin hingga akhir April, Budi menuturkan, akan dimanfaatkan Indonesia untuk mengikuti sejumlah turnamen dunia. “Banyak ya, ada tur Eropa, mulai dari Jerman Open, All England dan disambung dengan Swiss Open. Nanti juga ada beberapa ajang kejuaraan lagi di Asia dan Eropa,” ungkapnya.

Pengamat bulu tangkis Broto Happy menuturkan, terkait batasan hanya ada dua tim perwakilan di setiap nomor dalam Olimpiade Tokyo 2020 cukup memberikan dilema. Pasalnya, untuk nomor ganda putra Indonesia memiliki tiga tim kandidat yang memiliki prestasi cukup memuaskan dalam turnamen dunia sebelumnya. “Karena di ganda putra kita ada tiga pasangan yang masuk di 10 besar dunia. Marcus-Kevin, Hendra-Ahsan, sama Fajar-Rian,” katanya ketika dihubungi Ryan Puspa Bangsa dari GATRA.

Meskipun begitu, menurut Broto, posisi Marcus-Kevin telah aman. “Marcus-Kevin sebagai pasangan nomor satu dunia, ya mereka yang layak tampil di Olimpiade Tokyo. Apalagi kemampuan dan prestasinya juga menjanjikan,” ia menambahkan.

Maka, untuk satu perwakilan lagi, harus ditentukan berdasarkan peringkat dunia. Karena penilaian berdasarkan peringkat dunia yang menunjukkan prestasi pemain. “Yang jadi repot kan pilih mana nih, Fajar-Rian atau Hendra-Ahsan. Dari pada repot, ya berdasarkan ranking BWF. Toh mereka juga jumlah pertandingannya sama. Baik kesempatan di pertandingan turnamen internasional juga sama,” ia menjelaskan.

Broto yakin, pasangan Hendra-Ahsan memiliki peluang lebih baik dari Fajar-Rian berdasarkan prestasi yang diraih. Namun, Broto menyebut bukan berarti pasangan Fajar-Rian tidak memiliki kesempatan mewakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Sementara itu, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa pemerintah masih berharap cabang olahraga badminton ini dapat berlaga secara gemilang di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. “Khususnya untuk ganda putra. Kita berharap emas di ganda putra. Syukur bisa dua [medali], tapi minimal satu,” ujar Gatot kepada wartawan GATRA, Muhammad Almer Sidqi, Selasa malam lalu.

Bahkan untuk menunjang PBSI, Gatot mengatakan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali telah melaksanakan penandatanganan MoU antara Kemenpora dengan tiga cabor yang akan dipersiapkan untuk Olimpiade maupun non-Olimpiade. Cabor tersebut ialah PBSI (bulu tangkis), PABSI (angkat besi), dan PBVSI (bola voli).

PBSI pun mendapatkan anggaran pelatnas untuk Olimpiade Tokyo 2020 sebesar Rp18,6 miliar —dari permohonan anggaran sebesar Rp32 miliar. “Meningkat, tahun lalu cuma dapat 16 miliar. Padahal anggaran Kemenpora untuk tahun ini secara keseluruhan itu turun 50%,” ia menjelaskan.

Bagi Gatot, langkah kucuran dana tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan negara kepada cabor bulu tangkis. Bulu tangkis Indonesia boleh jadi merupakan cabor yang selalu menghasilkan pundi-pundi medali bahkan sejak Olimpiade Barcelona 1992 silam —kecuali Olimpiade London.

Ia pun mengakui, bahwa kucuran dana Rp18,6 miliar itu bagi PBSI memang tidak seberapa jika dilihat dari kebutuhan para atletnya. “Kebutuhan mereka banyak. Tapi setidaknya, pemerintah ada kontribusi untuk itu,” Gatot menjelaskan.

Selain itu, Gatot juga mengungkapkan bahwa satu setengah bulan yang lalu, Menpora dipanggil Presiden Joko Widodo agar pihak Kemenpora dapat memfokuskan diri pada lima cabor utama. Paling diutamakannya, kata Gatot, lima cabor yang berpotensial untuk menjadi unggulan negara Indonesia.

Presiden menanyakan di mana para bibit-bibit pemain itu pada umumnya lahir dan meminta agar Kemenpora mengembangkan sentra-sentra dan membangun tempat pelatnas yang lebih istimewa. “Sejauh ini para atlet bulu tangkis di Indonesia kebanyakan lahir di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, kemudian nanti dikuatkan Pelatnas di daerahnya,” ia menambahkan.

Namun, Gatot belum bisa memastikan cabor-cabor mana saja yang masuk ke dalam lima cabor unggulan yang akan diistimewakan pemerintah tersebut. Ia berpendapat bahwa bulu tangkis, angkat besi, dan panahan, merupakan tiga cabor terkuat yang mungkin akan masuk ke dalam lima cabor tersebut. “Yang susah sebenarnya mencari siapa nomor empat dan limanya,” kata Gatot.


Gandhi Achmad

Daftar 18 Atlet PBSI yang Disiapkan untuk Lolos Olimpiade Tokyo 2020:

Tunggal Putra
1. Anthony Sinisuka Ginting (PB SGS PLN Bandung)
2. Jonatan Christie (PB Tangkas Intiland)

Tunggal Putri
1. Gregoria Mariska Tunjung (PB Mutiara Cardinal Bandung)
2. Fitriani (PB Exist)
3. Ruselli Hartawan (PB Jaya Raya)

Ganda Putra
1. Kevin Sanjaya Sukamuljo (PB Djarum)
2. Marcus Fernaldi Gideon (PB Jaya Raya)
3. Fajar Alfian (PB SGS PLN Bandung)
4. Muhammad Rian Ardianto (PB Jaya Raya)

Ganda Putri
1. Greysia Polii (PB Jaya Raya)
2. Apriyani Rahayu (PB Jaya Raya)
3. Della Destiara Haris (PB Jaya Raya)
4. Rizki Amelia Pradipta (PB Jaya Raya)
5. Ni Ketut Mahadewi Istarani (PB Suryanaga)

Ganda Campuran
1. Praveen Jordan (PB Djarum)
2. Melati Daeva Oktavianti (PB Djarum)
3. Hafiz Faizal (PB Jaya Raya)
4. Gloria Emanuelle Widjaja (PB Djarum)

Sumber: PBSI, diolah