Cilacap, Gatra.com – Pembenih ikan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah kesulitan memperoleh cacing sutra (Tubifex sp) atau cacing rambut. Hewan selembut sutra itu untuk pakan periode awal benih ikan. Akibatnya, mereka mesti mendatangkan cacing dari Bandung.
Seorang pembenih ikan di Desa Madusari, Cilacap, Jumana mengatakan pada musim hujan cacing Sutra lebih sulit dicari. Karenanya, para penyedia cacing Sutra dari alam tidak lagi mencari. “Memang lebih sulit. Nggak langka lagi, memang tidak ada,” kata Jumana.
Karena, pembenih akhirnya membeli cacing Sutra dari Bandung yang harganya lebih mahal. Pasalnya, biaya transportasi cacing Sutra harus cepat dan tidak bisa dikirim seperti benda mati. “Itu anak saya kalau ada pengiriman ke Pangandaran, nyegat di Ciamis, apa di Garut. Kadang-kadang juga di Tasik,” ucapnya.
Jumana menjelaskan, satu liter cacing Sutra dijual dengan harga Rp20 ribu. Adapun per gelas Rp7.000. Tiap pembenih membutuhkan kisaran lima hingga 10 liter per pekan.
Selain untuk mencukupi kebutuhan pembenihannya sendiri, Jumana juga membeli cacing untuk dijual kembali ke pembenih lain. Sebab, nyaris semua wilayah di Cilacap kekurangan cacing Sutra.
Dia mengemukakan, cacing Sutra adalah pakan terbaik untuk periode awal benih ikan. Ikan gurame diberi pakan cacing Sutra sejak berumur tiga hari hingga satu bulan. Setelah usia satu bulan, benih ikan baru bisa diberi makan pelet. “Kalau tidak dikasih makan cacing Sutra tingkat kematiannya lebih tinggi,” ucapnya.