Home Ekonomi 32 Perusahaan di Sarolangun Bandel, Emoh Uji Limbah

32 Perusahaan di Sarolangun Bandel, Emoh Uji Limbah

Sarolangun, Gatra.com - Puluhan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sarolangun, Jambi terkesan masih malas melakukan uji sampel limbah produksi. Berbagai perusahaan tersebut mulai dari perkebunan, pertambangan batubara hingga pabrik pengolahan karet.

"Keseluruhannya ada lebih kurang 32 perusahaan yang tercatat oleh kami, yang rutin uji sampel ke labor kita hanya ada sekitar sembilan perusahaan, selebihnya kadang ada kadang tidak," kata kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sarolangun, Deshendri.

Deshendri mengatakan, seharusnya hal tersebut menjadi keharusan bagi setiap perusahaan melakukan uji sampel limbah, agar pihaknya mengetahui limbah yang dikeluarlan berbahaya atau tidak.

"Setiap mereka mengajukan uji labor, itu secara tidak langsung mereka sudah taat akan administrasi dan aturan. Jika memang uji PH nya ada masalah maka kami akan ulang sampai sesuai dengan baku mutu," katanya.

Dari hal tersebut kata Deshendri, tidak menutup kemungkinan ada juga perusahaan yang melakukan uji sampel di Provinsi dan tempat lain yang terpenting labor yang sudah terakreditasi namun hasil dan laporan tetap harus disampaikan ke pihaknya.

"Memang boleh memilih bisa di Jambi atau tempat lain, namun laporan hasilnya tetap harus disampaikan ke kami. Perlu saya sampaikan juga bahwa labor kita sudah terakreditasi jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukan pengujian," kata Deshendri.

Deshendri menjelaskan, upaya tersebut terus digerakkannya ke pihak perusahaan untuk tertib, karena jika perusahaan melalukan uji labor ke DLH Sarolangun bisa menambah PAD bagi daerah.

"Kalau mereka melakukan pengujian disini dampaknya bagus untuk PAD kita. Kalau untuk sekelas limbah cair, Batubara dan limbah ringan bisa ditempat kita, kecuali seperti merkuri, udara berbahaya dan yang kelas berat itu kita bolehkan mereka di luar, kalau masih ringan kan bisa tempat kita," jelasnya.

Untuk itu dia menghimbau agar perusahaan kooperatif dalam melakukan hal tersebut, sebab ini amanah dan aturan yang harus ditegakkan. "Maka dari itu kami himbau agar perusahaan yang beroperasi di Sarolangun kooperatif. Jangan kalau sudah timbul masalah baru sibuk mencari kita," kata Deshendri.

425