Jambi,Gatra.com - Balai Karantina Pertanian Kelas I Provinsi Jambi mengatakan tidak ada komoditi ekspor langsung yang dilakukan Jambi menuju Tiongkok, termasuk sarang walet yang merupakan salah satu potensi yang dimiliki Provinsi Jambi.
"Jambi memang salah satu potensinya adalah sarang walet. Saya rasa setahun itu ada 60 ton, lumayan itu. Tapi Jambi sendiri belum ada juga mengekspor sarang walet, karena diekspor melalui tempat lain," Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Provinsi Jambi Guntur kepada Gatra.com, Selasa (11/2).
Guntur menjelaskan, dampak penutupan penerbangan dari dan menuju Tiongkok terasa secara nasional. Terlebih lagi, ekspor sarang walet yang saat ini dilakukan melalui pesawat terbang.
"Kalau perdagangan sarang walet kita (Jambi-red) masih domestik, ada sekali-kali itupun tidak ke Tiongkok tapi ke Singapura, Kadang-kadang dia bawa setengah kilo, namun tetap ekspor namanya. Tapi kalau dalam komoditi yang banyak selalu lewat tempat lain," ujarnya.
Dilanjutkan Guntur, ada terobosan dalam bulan ini akan mulai dibangun pabrik pengolahan sarang walet di Jambi (Jambi Kemingking Eco Park). "Tapi kalau orang-orang yang merupakan investornya yang berasal dari Cina tapi tidak bisa keluar dari Negaranya, bagaimana? Ya kena dampak juga," jelasnya.
Guntur menambahkan sementara ekspor dari provinsi terus berjalan. Bahkan pihaknya diberikan tugas gerakan tiga kali lipat ekspor. "Memang harus tetap di genjot ekspor, di 2024 nanti harus tiga kali lipat," ucapnya.