Jakarta, Gatra.com - Pemerintah terus waspada terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh wabah virus corona bagi perekonomian Indonesia. Baik yang melalui perdagangan internasional, ataupun yang berasal langsung dari Cina.
Hingga kini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus memantau perkembangan virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu. Begitu juga dengan dampak yang ditimbulkannya pada perekonomian Cina dan pasar global.
"Bu Menkeu akan paparkan secara lengkapnya ya, sehingga dampak ke perdagangan internasional, langsung ke Cina atau lewat negara lain yang juga punya imbasnya ke Indonesia," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani saat ditemui di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Selasa (11/10).
Tidak hanya itu, lanjut Askolasi, untuk mengurangi dampak negatif, pemerintah saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Karena jika tidak, virus yang telah memakan 1018 korban jiwa itu, juga dapat memangkas perekonomian dalam negeri.
Askolasi menyebut ada sekitar 17 persen produk ekspor Indonesia dikirimkan ke Cina, yang pada akhirnya akan berdampak pula pada penerimaan negara bukan pajak atau PNPB negara. Begitu juga dengan impor bahan-bahan baku Indonesia yang juga banyak diambil dari Cina.
"Kalau di PNBP kami belum lihat persis ya potensi yang diekspor ke Cina ya. Itu mungkin kami harus cek detailnya ya, di Minerba kita, di SDA kita, di Migas kita ada nggak yang ke sana. Jadi mohon waktu dulu, kita mau verified dulu. Tapi dari analisa ekonomi secara luas tentunya bukan hanya masalah PNBP," jelas Askolani.
Menurutnya, hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumpulkan para menteri untuk membahas dampak negatif virus corona. Termasuk di dalamnya adalah dampak terhadap kinerja ekspor.
"Nanti tentunya Presiden bisa kasih arahan mengenai hal itu, sebab kita harus antisipasi the worst-nya (yang terburuk) ya, sampai bahwa ini bisa jangka, bukan hanya sebulan atau dua bulan saja. Lebih dari dua bulan. Jadi kan domestik juga siap untuk bisa menyikapinya supaya ini bisa lebih baik," ujarnya.