Shanghai, Gatra.com - Korban tewas akibat wabah virus corona China telah melonjak melewati angka 1.000. Pemerintah setempat pada hari Selasa, mengungkapkan kekhawatiran terjadinya gangguan lebih besar pada pertumbuhan ekonomi, di negara terbesar kedua di dunia, itu.
Sejumlah perusahaan-perusahaan masih tetap meliburkan karyawannya setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang. Ratusan perusahaan Cina membutuhkan bantuan pinjaman miliaran dolar secara bertahap untuk menutupi kerugian yang diakibatkan wabah virus Corona. Banyak perusahan terpaksa merumahkan karyawannya, meski ada imbauan dari Presiden Xi Jinping untuk menghindari pemecatan secara besar-besaran.
"Wabah coronavirus benar-benar mengubah dinamika ekonomi Tiongkok," kata analis JPMorgan, yang menyebut akan kembali terjadi penurunan perkiraan pertumbuhan China pada kuartal tahun ini, dilaporkan Reuters, Selasa (11/2) .
Komisi Kesehatan Nasional melaporkan hingga hari Selasa, ada 108 kasus baru korban tewas akibat virus. Tercatat 1.016 korban meninggal dunia secara keseluruhan. Ada lima orang diantaranya yang meninggal di provinsi Hubei, pusat penyebaran virus.
Dilaporkan juga ada 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi di daratan pada Senin, angka itu turun dari 3.062 pada hari sebelumnya, sehingga total yang terinfeksi menjadi 42.638.
Pihak berwenang mengklaim bahwa angka itu sudah turun dua kali dalam dua pekan terakhir, sehingga memberikan harapan jumlah korban dapat ditekan.
Pasar saham Asia sempat menguat karena investor menerima laporan adanya penurunan tersebut, meski para ahli tetap memperingatkan bahwa itu masih terlalu dini untuk disimpulkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyebaran kasus di luar China bisa menjadi "percikan api yang menjadi api yang lebih besar".
Menurut WHO dan pejabat kesehatan China, ada 319 kasus telah dikonfirmasi di 24 negara dan wilayah lain di luar China daratan. Terdapat dua kematian, satu di Hong Kong dan yang lainnya ada di Filipina.
Saat ini tim WHO telah tiba di China dan memulai pertemuan untuk membantu menyelidiki menyebab wabah. Digelar pertemuan selama dua hari, yang melibatkan 400 peneliti di Jenewa guna mempercepat penelitian dan mendiagnosa jenis obat-obatan dan vaksin anti virus.
Sumber di Perbankan menyebut lebih dari 300 perusahaan China saat ini mencari pinjaman bank dengan total angka sekitar 57,4 miliar yuan ($ 8,2 miliar) untuk membantu mengatasi persoalan yang terjadi di sejumlah kota-kota yang diisolasi, akibat banyaknya pabrik-pabrik yang tutup dan lumpuhnya jalur pasokan rantai makanan.
Disebutkan perusahaan yang hendak melakukan pinjaman diantaranya raksasa pengiriman makanan Meituan Dianping, pabrikan ponsel pintar Xiaomi Corp, dan penyedia layanan perjalanan Didi Chuxing Technology Co.
Bahkan perusahaan China Xinchao Media pada hari Senin telah mem-PHK 500 orang. Restoran Xibei sedang memikirkan mencari dana untuk membayar upah sekitar 20.000 pekerjanya yang tidak bekerja.
Pemerintah Cina saat ini memikirkan untuk meluncurkan langkah-langkah menstabilkan perekonomian, melakukan pemotongan suku bunga dan stimulus fiskal.
Analis di bank investasi Nomura menyebut langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian negara secara langsung menunjukkan bahwa virus tersebut telah berdampak buruk pada perekonomi China sepanjang Januari dan Februari.