Washington DC, Gatra.com --- Amerika mengumumkan tentaranya tidak ada yang cidera usai serangan rudal Iran. Namun, belakangan mereka melansir 11 tentara cidera. Dan belakangan Pentagon melansir lebih dari 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis "ringan". Jauh lebih banyak dari yang diumumkan sebelumnya, ketika Iran meluncurkan rudal di pangkalan mereka di Irak bulan lalu, Departemen Pertahanan mengatakan Senin, 10/2.
"Sampai hari ini, 109 anggota layanan AS telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis ringan, atau mTBI, peningkatan 45 sejak laporan sebelumnya," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan. Dari mereka, 76 telah kembali bertugas sementara sebagian besar sisanya masih menjalani evaluasi dan perawatan.
Presiden Donald Trump awalnya mengatakan bahwa tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan di pangkalan Ain al-Asad di Irak barat pada malam 7-8 Januari, meskipun pihak berwenang kemudian melaporkan bahwa 11 tentara terluka.
Iran menembakkan rudal balistik di pangkalan itu untuk membalas serangan drone Amerika, 3 Januari yang menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani saat ia berada di Baghdad.
Trump mengecilkan dampak pada pasukan AS untuk membantu mengurangi ketegangan antara kedua negara, di tengah kekhawatiran bahwa perang penuh dapat pecah. Hanya seminggu kemudian muncul laporan bahwa pasukan AS mengalami gegar otak dan cedera otak lainnya.
Namun pemimpin AS itu kemudian menampik cedera yang dilaporkan itu sebagai "sakit kepala" dan "tidak terlalu serius."
"Kami berterima kasih atas upaya para profesional medis kami yang telah bekerja dengan rajin untuk memastikan tingkat perawatan yang sesuai untuk anggota layanan kami, yang telah memungkinkan hampir 70 persen dari mereka yang didiagnosis untuk kembali bertugas," kata sekretaris pers Pentagon Alyssa Farah dalam sebuah pernyataan Senin.
"Kita harus terus membahas kesehatan fisik dan mental bersama," katanya.