Home Kesehatan Indonesia Masih Negatif Novel Corona, Akuratkah Deteksinya?

Indonesia Masih Negatif Novel Corona, Akuratkah Deteksinya?

Jakarta, Gatra.com - Virus novel corona (Novel Corona Pneumonia/NCP) dikonfirmasi telah menyebar di 28 negara di dunia. Total infeksi virus tersebut mencapai 40.573 dengan yang kasus terbanyak berada di Cina daratan. Meski begitu, Indonesia belum terkonfirmasi adanya penularan virus yang sudah menjadi wabah mematikan di Cina.
 
"Hingga kemarin Minggu (9/2) pukul 17.00 WIB, dari hasil 62 spesimen yang sudah diperiksa, 59 di antaranya negatif dan tiga lainnya masih dalam proses," kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Yurianto di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Senin (10/2).
 
Indonesia masih negatif virus novel corona menuai banyak pertanyaan. Bagaimana Indonesia sebagai negara yang sibuk dengan lalu lalang wisatawan dari Cina maupun negara lain yang sudah terinfeksi bisa terbebas dari virus yang menewaskan lebih dari 900 jiwa tersebut. Ada yang menduga pendeteksian dan skrining yang dilakukan belum akurat.
 
 
Yuri pun menjawab tudingan tersebut. Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki fasilitas laboratorium dengan sertifikasi Bio Security Level (BSL) 2 atau 3 yang sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). 
 
Terdapat tiga tempat yang disebutkan yakni Lembaga Penyakit Tropis (LPT) Universitas Airlangga (Unair) dengan BSL 2. Lalu, di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan BSL 2, serta di Lembaga Biomedis Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dengan BSL 3. Saat ini, semua spesimen yang dikirimkan dari rumah sakit di seluruh dunia diuji di laboratorium Balitbangkes yang memiliki kapasitas hingga 1.200 spesimen.
 
"Kita juga melakukan pemeriksaan terhadap spesimen dengan dua metode. Pertama, pengurutan (sequencing) dari swab yang sudah diambil lalu diperiksa dengan pan corona. Seandainya coronanya positif, kita sequencing dengan novel corona yang spesimennya sudah kita dapatkan dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta baru dicocokan," terangnya.
 
Dari sekian sampel itu, lanjutnya, tidak ada yang lolos dari pan corona. Sebagian besar ini adalah seasonal flu yang dikenal sebagai H1N1. Tidak ada satu pun yang masuk di dalam kriteria corona melalui pemeriksaan squenzing pan corona. Pemeriksaan metode kedua pun sudah menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) sejak akhir Januari, sehingga hanya membutuhkan sehari saja untuk mengetahui hasilnya.
 
"Yang kita lakukan adalah dengan cegah tangkal lebih cepat di 135 pintu masuk negara. Kita harus mewaspadai negara-negara lain yang juga sudah terkonfirmasi ada virus tersebut. Kita sekarang bukan hanya mengndalkan thermal scanner, tetapi juga thermal gun. Ditambah lagi dengan adanya karantina wilayah yang membantu proses pengawasan (surveillance)," pungkasnya.
 
188