Siak, Gatra.com - Setelah punya hamparan sawah seluas 750 hektar di kawasan kecamatan Bungaraya, kini Kabupaten Siak punya lumbung padi baru di kawasan Kecamatan Sungai Apit seluas 400 hektar.
Tak mudah membikin sawah seluas itu menghasilkan padi yang mumpuni. Sebab dulunya, lahan masih rawa gambut, tapi setelah diutak-atik oleh Pemkab Siak dengan sederet fasilitas, kini sawah tadi sudah bisa menghasilkan gabah sekitar 5,5 ton perhektar.
Adalah petani di Kampung Harapan yang menggelar panen perdana tahun ini. Luasnya mencapai 80 hektar dari total 400 hektar itu.
"Dulu sawah itu masih belukar dan bergambut. Awal tahun 2000-an, petani mulai menggarap lahan itu. Tidak langsung menghasilkan seperti sekarang. Mulai produktif baru sekitar tahun 2005," cerita Camat Sungai Apit, Wahyudi kepada Gatra.com, Senin (10/2).
Untuk panen perdana ini kata Wahyudi, yang dipanen tidak hanya padi biasa, tapi juga ketan. "Inilah yang membedakan daerah kita dengan daerah lain," katanya.
Wahyudi tak menampik, kesuksesan petani di daerahnya itu tidak terlepas dari infratruktur memadai yang dibikin Pemkab Siak. Saban tahun, bantuan demi bantuan juga mengalir kepada petani. Yang penting, petani bisa berhasil.
"Alat pertanian, pupuk dan bibit yang dipakai petani di sini rata-rata memang dari bantuan Pemkab Siak. Itu tidak bisa dipungkiri," katanya.
Lantaran semua fasilitas tadilah kemudian para petani semakin bersemangat dan bertekad untuk menjadikan Sungai Apit sebagai lumbung padi di Kabupaten Siak.
"Sawah di Bungaraya memang lebih luas, tapi kualitas padi yang dihasilkan Sungai Apit tak kalah dengan yang dihasilkan Bungaraya itu," kata Wahyudi bangga.
Reporter: Sahril Ramadana