Karawang, Gatra.com - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin mengatakan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia dapat menjadi pionir dan model bagi negara-negara lain dalam memberikan pelayanan tambahan bagi wisatawan muslim.
“Itu dilakukan bukan saja untuk menarik masuk wisatawan muslim dari luar negeri, namun juga untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wisatawan muslim dari dalam negeri yang potensinya juga sangat besar,” kata Wapres Ma'ruf Amin pada Musyawarah Nasional (MUNAS) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) XVII Tahun 2020, di Resinda Hotel Karawang, Senin (10/2).
“saya ingin menegaskan kembali bahwa sesungguhnya itulah yang disebut dengan “wisata halal”; yaitu layanan yang membuat nyaman wisatawan muslim ketika berkunjung ke suatu destinasi,” tambahnya.
Wapres mengatakan kesadaran memberikan pelayanan tambahan seperti itu sudah dilakukan oleh negara-negara lain yang juga mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata. Misalnya Jepang, Australia, Rusia dan negara-negara eropa lainnya.
“Tujuan agar bisa menarik lebih banyak wisatawan Muslim, yang jumlahnya meningkat tajam dari waktu ke waktu, untuk berkunjung ke destinasi wisata mereka,” urainya.
Wapres juga menegaskan bahwa tidaklah benar bila wisata halal diartikan sebagai upaya untuk mensyariahkan destinasi wisata.
“Dalam konteks wisata halal ini, baik Bapak Presiden, saya dan segenap jajaran pemerintah telah berkomitmen untuk terus mendorong kemajuannya,” tegasnya.
“Untuk itu, saya meminta dukungan aktif dan kerjasama dari PHRI dalam memberikan “Layanan Halal”, utamanya di destinasi wisata dengan menyediakan kebutuhan wisatawan yang tidak saja berkualitas baik dan higienis, namun juga halal, Halalan Thayyiban,” ujar Wapres.
Wapres juga mengingatkan pengembangan pariwisata perlu didukung dengan pengembangan "3A", yaitu aksesibilitas, atraksi dan amenitas. Aksesibilitas, terangnya, meliputi keterhubungan darat, laut, dan udara, menuju destinasi wisata.
Sedangkan atraksi, menurut Wapres, meliputi kegiatan seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, olahraga dan hiburan yang menjadi daya tarik wisatawan.
Sementara, amenitas, kata Wapres, sebagai fasilitas pendukung pariwisata bertujuan memberikan kenyamanan bagi wisatawan, seperti akomodasi, kuliner, pusat informasi, pusat oleh-oleh, kesehatan, keamanan, komunikasi, bank, air bersih dan listrik.
“Disinilah peran penting PHRI dalam mendukung kebutuhan amenitas pariwisata, khususnya terkait sarana akomodasi dan kuliner,” tandasnya.
Wapres juga menyinggung upaya menanggulangi wabah virus corona yang menjadi isu global saat ini,
Dikatakan, pemerintah telah melakukan langkah antisipasi dengan mengoptimalkan penggunaan thermal scanner di bandara-bandara dan pintu masuk wisman, penyiapan rumah sakit dan fasilitas kesehatan, serta penghentian sementara penerbangan ke dan dari Republik Rakyat Tiongkok yang berlaku mulai tanggal 5 Februari 2020.
“Ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat kita dari kemungkinan yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Wapres juga menyebut berbagai langkah yang diambil pemerintah sepenuhnya didasarkan pada standar WHO dan praktek internasional dalam perlindungan kesehatan masyarakat.
“Lebih dari itu, kita juga tetap perlu meningkatkan kewaspadaan kita dengan melakukan tindakan pencegahan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, serta makanan yang dikonsumsi dan menjalankan pola hidup sehat,” katanya.
Wapres pun mengajak PHRI dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk terus melakukan inovasi dalam rangka mengatasi penurunan jumlah kunjungan wisman akibat mewabahnya virus corona.
“Di antara upaya yang dapat dilakukan, adalah mengembangkan strategi untuk mendorong peningkatan wisatawan domestik sebagai tulang punggung industri perhotelan,” katanya.