Semarang, Gatra.com - Kenaikan harga bawang putih belakangan ini dikeluhkan sejumlah pihak, terutama pedagang pasar dan konsumen. Adapun, salah satu dampak dari kondisi itu adalah daya beli pedagang ataupun konsumen mengalami penurunan.
Berdasarkan pantauan di Pasar Karangayu Kota Semarang, Senin (10/2), sejumlah pedagang tidak menyediakan banyak stok untuk dijual ke konsumen.
Pedagang bumbu masak, Sumirah mengatakan, sejak sebulan terakhir harga bawang putih naik konsumen mengurangi pembelian.
"Biasanya pembeli belanja bawang putih sekilo atau minimal seperempat kilo, sekarang mahal cuma beli satu ons atau ngecer," ungkapnya.
Adapun, pedagang membeli bawang putih untuk dijual kembali juga terjadi perubahan. "Sebelumnya belanja bawang putih 20 kg bisa habis dalam tiga hari, sekarang belanja 10 kg saja tiga hari belum habis. Ya, karena pembeli mengurangi pembelian," tuturnya.
Senada dengan Sumirah, pedagang bawang putih lainnya, Sarmi mengatakan, saat harga naik seperti sekarang dia hanya membeli bawang putih untuk dijual 5-10 kg, padahal sebelumnya 25 kg.
"Dari kenaikan ini dampaknya pembeli banyak yang mengurangi belanja. Beli bawang putih sedikit-sedikit," katanya.
Diketahui di Pasar Karangayu, harga bawang putih jenis kating Rp 60.000/kilogram. Harga berangsur naik karena minimnya pasokan dan belum masuknya musim panen.
Sementara, pedagang sate dan nasi goreng, Rofi yang ditemui saat belanja di Pasar Karangayu mengaku, juga mengurangi belanjanya.
"Dulu belanja bawang putih bisa sekilo, sekarang setengah kilo. Namun, saya tidak berani mengurangi bumbu untuk masakan atau menaikkan harga jual, takut pembeli lari tidak jadi beli," katanya.