Karanganyar,Gatra.com - Pengusaha kuliner memprediksi usahanya bakal goyah jika harga bawang putih impor tetap mahal. Pasalnya dengan kenaikan harga bawang akan mendorong komoditas ikut mengalami kenaikan. 

Pemilik warung makan Indah di Karangpandan, Krisna mengatakan sejauh ini bisa menoleransi harga bawang putih yang mencapai Rp 60 ribu perkilogram. Ia membutuhkan rata-rata 2-3 kilogram bawang putih jenis kating perhari.

"Untuk saat ini, saya masih bisa membelinya. Tidak terlalu banyak yang dibutuhkan. Justru daging yang paling banyak saya beli. Harganya masih stabil untuk daging sapi, "kata Krisna kepada Gatra.com, Senin (10/2).

Di warungnya, ia menjual berbagai menu berbumbu citarasa kuat seperti gongso, rendang dan sebagainya. Sehingga kebutuhan bawang putih dan cabai tergolong urgen. Di saat harga bawang impor naik, ia tak bisa menaikkan harga menu makanan atau mengurangi takaran bumbu.

"Menjaga kualitas di warung ini. Tak bisa mengurangi bumbu atau menaikkan harga menu. Soalnya banyak langganan di sini. Harapannya, kenaikan harga segera selesai. Kembali ke normal saja," katanya.

Kasi Usaha Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Koperasi (Disdagnakerkop) UKM Karanganyar, Eko Supriyadi mengatakan, pihaknya menggunakan data survei harga di lima pasar tradisional di Karanganyar untuk mengetahui pergerakan harga kebutuhan pokok.

Dijelaskannya, kenaikan harga terjadi karena beberapa faktor, secara umum karena kebutuhan dan persediaan. Apabila ingin mencari tahu hingga ke hulu, pihaknya harus bekerja sama dengan dinas terkait semisal Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan. Semisal untuk memastikan penyebabnya produksi menurun, faktor cuaca atau hama. Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk melindungi konsumen seperti melakukan Operasi Pasar (OP) di lokasi yang mengalami kenaikan harga signifikan

"Kita akan koordinasi dengan dinas terkait dan melakukan survey. Untuk langkah selanjutnya," ujarnya.