Mataram, Gatra.com - Kenaikan harga bawang putih impor tidak hanya terjadi di pulau jawa. Lonjakan bawang putih juga terjadi di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan pantauan Gatra.com di dua pasar induk di Kota Mataram, yakni Pasar Mandalika, Bertais, Kota Mataram dan Pasar Kebon Roek, Ampenan harga bawang putih sudah menembus harga Rp60 ribu per kilogramnya atau sudah naik dua kali lipat dari sebelumnya Rp30 ribu - 40 ribu per kilo gramnya.
"Bawang putih saya jual Rp 60 ribu per kg. Harganya memang mahal dari Pasar Induk seperti Bertai, Mandalika sudah mahalbisa mencapai Rp50 ribu per kilonya,” ujar Rahmawati (35), salah seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Cemare, Monjok, Kota Mataram kepada Gatra.com, Sabtu (8/2).
Pedagang lainnya, Inaq Jumaiyah (50) juga mengeluhkan yang sama, dimana harga bawang putih masih cukup tinggi, selain bawang merah, cabe, tomat dan lainnya. Ia mengaku tidak mengetahi secara pasti penyebab kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi tersebut. Namun isu yang berkembang, jika pasokan bawang putih dibatasi, karena sebagian besar bawang putih diimpor.
Harga bawang putih yang terbilang meroket saat ini juga diikuti harga komoditi lainnya seperti bawang merah, cabai, tomat dan lainnya. Hanya saja kenaikannya tak semelejit bawang putih.
Ramlah pedagang sayur-mayur lainnya di Pasar Gungsari, Kabupaten Lombok Barat mengakui, harga bawang putih berkisar antara Rp55 ribu-Rp60 ribu per kilo. Harga puncak ini diakuinya, karena ketersediaan stok bawang putih sudah mulai menipis, sehingga harganya juga mengalami kenaikan.
“Kecuali itu bawang merah, cabe, toman dan sejenisnya juga mengalami kenaikan, namun tidak terlalu signifikan seperti bawang putih. Bawang merah saat ini per kilonya sudah Rp40 ribu, cabe Rp50 ribi, cabe kering Rp40 ribu, tomat Rp10 ribu. Mudah-mudahan pemerintah segera menormalkan kembali harga-harga dimaksud saat ini,” ungkap Ramlah.
Kepala Disperindag Lombok Barat, Agus Gunawan, memastikan stok bawang putih dan komoditi lainnya di Lombok Barat masih aman dan tidak terlalu bergejolak.
Agus juga tidak menampik jika harga komoditi lainnya sepeti cabai juga mengalami kenaikan yang cukup fantastis. Ia berdalih tingginya cabe merah disebabkan karena cabai produksi lokal kebanyakan dikirim ke luar daerah seperti Pulau Jawa, Bali dan sebagainya. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh atas ketersediaan stok lokal yang juga sangat dibutuhkan masyarakat.