Banjarbaru, Gatra.com - Presiden Jokowi mengapresiasi Pembangunan TPA Sampah Regional Banjarbakula Ramah Lingkungan di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Pasalnya, TPA diperuntukan bagi masyarakat Metropolitan Banjarbakula yang meliputi lima Kabupaten dan Kota yakni; Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut.
Apalagi Jokowi mengakui, sampah bukan persoalan sepele. Terlebih, harus mengelola sampah satu Provinsi. Ribuan ton sampah, banyak yang tidak bisa ditangani dengan baik dan menyebabkan musibah.
"Kebiasaan buruk membuang sampah menimbulkan bencana, baik itu bau yang tidak sedap, penyakit, pencemaran lingkungan, pencemaran sumber air, bahkan hingga bencana banjir yang sangat merugikan kita," kata Presiden di saat meresmikan TPA Sampah Regional Banjarbakula, di Banjarbaru, Kalsel, Jumat (7/2).
Selanjutnya, eks Gubernur DKI ini menyatakan, sampah akan terus bertambah sejalan dengan jumlah pertambahan penduduk. Karena itu TPA seperti ini perlu ditata dengan baik, perlu memiliki fasilitas yang modern, serta sistem pengelolaan dan manajemen yang baik.
"Saya tahu pengelolaan sampah itu tidak mudah, mengatur satu tempat saja tidak mudah. Apalagi, lingkup satu provinsi. Tapi saya apresiasi bahwa ada TPA yang melibatkan lima Kabupaten dan Kota yang di Kalsel," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Banjarmasin, Kunker Selama 2 Hari
Menurut Jokowi, TPA seluas 15 ha dengan tempat pembuangan sampah seluas 8 ha ini mampu menampung kapasitas maksimal 790 ton per hari yang dihasilkan oleh 2,6 juta jiwa di lima kabupaten/kota di Kawasan Metropolitan Banjarbakula.
TPA Banjarbakula dilengkapi 4 sel landfill dengan luas total 15 ha dengan pekerjaan berupa, pembangunan Unit Pengolah Lindi, Bangunan Cuci Kendaraan, bangunan garasi, pembangunan jalan operasi, pembangunan jembatan timbang, pengadaan aliran listrik PLN, kantor dan pos jaga, pekerjaan bangunan gerbang, pagar keliling, tapping air bersih.
"Ini bisa digunakan 7 sampai 8 tahun. Masyarakat diberikan pengertian mengelola sampah secara mandiri, terutama di daur ulang. Jadi, edukasi masyarakat sangat penting," ungkapnya.
Adapun, teknologinya menggunakan sistem sanitary landfill pada TPA ini, tujuannya untuk membuat kawasan di sekitar tidak tercemar dan bau dari timbunan sampah. Adapun cara kerja sistem sanitary landfill ini sampah yang masuk adalah sampah sisa atau 30% dari sampah awal yang telah dipilah dan dipilih. Sampah kemudian dilapis tanah. Berbeda dengan sistem open dumping, sampah hanya dibuang begitu saja tidak diproses lebih lanjut.
Untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memberikan hibah alat berat kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupa 1 unit excavator dan 1 unit loader.
“Pembangunan TPA Sampah Regional sangat efesien dalam mengolah sampah kawasan. Namun program ini tidak akan berjalan tanpa dukungan dari Pemerintah Kabupaten atau Kota, terutama dalam penyediaan lahan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.