Home Ekonomi Harga Naik, Bawang Putih Lokal Belum Mampu Penuhi Stok

Harga Naik, Bawang Putih Lokal Belum Mampu Penuhi Stok

Karanganyar, Gatra.com  -Kenaikan harga bawang putih impor diprediksi membuat usaha UMKM khususnya kuliner kelimpungan. Di sisi lain, pasokan bawang putih lokal tak cukup baik menyetabilkan gejolak pasar.
 
Staf Pelaksana Bagian Perekonomian Setda Pemkab Karanganyar, Wibowo mengatakan harga bawang putih impor jenis honan per 5 Februari 2020 mencapai Rp 49.750 per kilogram. Dua hari sebelumnya Rp 43.250. Diperkirakan hingga akhir pekan ini, harganya bertengger di Rp 60.000.

"Itu harga yang dirata-rata di lima pasar induk. Yakni Pasar Jungke, Pasar Tawangmangu, Pasar Jambangan, Pasar Palur dan Pasar Jatipuro. Usaha katering yang paling banyak berdampak. Sektor UMKM kuliner seperti PKL makanan juga terkena dampaknya," katanya kepada Gatra.com di ruang kerjanya, Jumat (7/2).

Baca jugaBawang Putih Melonjak, Pemkot Surabaya: Itu Urusan Pusat

Menurutnya, kenaikan harga bawang putih lebih disebabkan cuaca yang kurang bersahabat bagi petani dan gejolak pasar. Tanaman ini sensitif terhadap pasokan air yang kurang maupun berlebih. Di musim penghujan seperti sekarang, petani sayuran beradu dengan problem tersebut.

Ditanya apakah itu ada kaitannya pembatasan impor dari Tiongkok, ia belum bisa memastikan. Namun jika ternyata pemerintah membatasinya, tentu akan berpengaruh signifikan. Sebab, mayoritas kebutuhan bawang putih dipenuhi dari luar negeri. Seperti bawang putih kating yang berada di level Rp 57.800 perkilogram per tanggal 5 Februari 2020. Wibowo memprediksi kenaikannya hingga Rp 60 ribu hingga akhir pekan ini.

Sejauh yang dirinya ketahui, kenaikan harga bawang putih, seperti sekarang ini, tergolong wajar. Faktor penghambat distribusi dan gagal panen selalu terjadi tiap tahun. Jika faktor tersebut terkendali, harganya bakal kembali normal.

Baca jugaImpor Stop, Pemkot Tegal Cari Bawang Putih dari Daerah Lain

Sementara itu berdasarkan catatan Gatra.com, Bank Indonesia bersama Pemkab Karanganyar memfasilitasi budidaya bawang putih jenis Tawangmangu Super di wilayah lereng Lawu.

Budidaya bawang putih bibit unggul merupakan program pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan mencapai swasembada nasional komoditas itu pada 2021. Data menunjukkan 95 persen pemenuhan bawang putih Indonesia dari impor. Hal itu berkontribusi pada defisit transaksi berjalan atau CAD.

Pengembangan pertanian bawang putih tersebar di Tawangmangu, Jatiyoso, Jenawi dan Ngargoyoso. Selain itu bawang putih dari Kabupaten Karanganyar, khususnya varietas Tawangmangu Baru, rata-rata produktivitasnya lebih tinggi. Selain itu dari segi cita rasa varietas ini dinilai lebih unggul (lebih pedas) dibandingkan varietas Kating yang diimpor dari China.

Mengenai hal ini, Wibowo mengatakan, petani bawang putih lokal butuh penyemangat agar terus berusaha membudidaya meski alam tak selalu bersahabat.

"Petani mudah menyerah usai gagal panen. Enggak mau menanam lagi. Kondisi demikian kurang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Varietas Tawangmangu Baru juga sulit dibudidaya di daerah lain,"katanya.

410